Pengaruh Media Sosial pada Desain Masa Kini bagi Arsitek dan Owner

Kamis, 03 Juni 2021 | 18:02
www.tessaholly.com

Ilustrasi- Berfoto instagramable di kamar tidur jadi eksistensi pemilik rumah.

IDEAOnline-Teknologi informasi, khususnya media sosial, tidak hanya berdampak pada perubahan perilaku para penggunanya, namun juga desain hunian mereka.

Menurut penelitian We Are Social, media Inggris yang bekerja sama dengan Hootsuite, Indonesia merupakan negara Asia Tenggara dengan pengguna Facebook terbanyak. Secara global, Indonesia menempati urutan ke-4 negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak, setelah India, Amerika Serikat, dan Brazil.

Baca Juga: Harus Coba Sekarang, Tambahkan Tiga Lembar Tisu Basah ke Dalam Mesin Cuci, Bisa Hilangkan Serat dan Rambut dari Pakaian

Baca Juga: Tertarik Beli Mesin Cuci Second? Jangan Buru-buru, Ketahui 5 Alasan Ini Agar Semakin Yakin!

Data yang dikeluarkan pada Januari 2018 ini menyebutkan bahwa pengguna media sosial di Indonesia mencapai 130 juta orang, atau nyaris separuh populasi.

Dari penelitian ini juga terungkap bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan 3 jam 23 menit dalam sehari untuk mengakses berbagai sosial media, dengan urutan tertinggi secara berurut yaitu Youtube, Facebook, Whatsapp, Instagram, dan Line.

Sedemikian intensnya aktivitas media sosial tak ayal membawa perubahan dalam berbagai bidang, termasuk desain hunian.

Para arsitek pada sebuah diskusi denegan Ideaonline sepakat menyatakan bahwa media sosial dan teknologi komunikasi mengubah banyak hal, yang pada akhirnya mengubah pula proses kerja maupun hasil akhir sebuah karya.

Dari sisi pemilik rumah, era sosial media membawa perubahan perilaku.

Para pemilik rumah saat ini tak lagi malu-malu menunjukkan siapa dirinya dan seperti apa huniannya di media sosial.

Unggahan foto sudut-sudut rumah semakin banyak ditemui.

Baca Juga: Menyesal Baru Tahu, Siapa Sangka Menyimpan Telur di Dalam Kulkas Bisa Bahayakan 1 Rumah!

Baca Juga: Rastik Berkesan Alami dan Unik, Inilah 4 Unsur Penting Penciptaannya

IDEAonline/Rebi

Instagramable dan Dipenuhi Karya Seni, Begini Tampilan Hotel Unik di Yogyakarta!

Beberapa orang bahkan menjadi “selebriti” yang diminati justru karena berbagi kisah soal ramahnya.

Soal ini, Ren Katili dari Studio Arsitektropis juga melihat kecenderungan bahwa pemilik rumah masa kini ingin ruamahnya dilihat orang, walaupun secara tidak langsung melalui media sosial. Ini melahirkan kebutuhan baru, yang disebut “spot instagram”, berupa sudut rumah yang didesain khusus agar cantik dijadikan latar foto.

Para arsitek ini mengaku jika saat ini banyak kliennya yang menyakan spot tersebut saat mereka mengajukan rancangan.

Tidak hanya ingin dilihat, pemilik rumah saat ini pun memanfaatkan media sosial untuk melihat referensi desain bangunan.

Karena ponsel pintar menjadi benda yang paling dekat, sosial media menjadi alat yang paling praktis untuk mencari ide, dibandingkan media lain.

Berkat ini pula, saat mendatangi arsitek, calon klien datang sudah dengan gambaran seperti apa desain hunian yang diinginkannya.

Mengubah Cara Kerja

Bagi arsitek atau desainer interior, sekarang ini media sosial dapat menjadi semacam portofio untuk menampilkan karya-karya.

Ini sangat efektif, karena calon klien umumnya mencari tahu dulu seperti apa karakter desain si arsitek sebelum mengontaknya. Ini dibenarkan oleh Agusti S. Farizi dari ASEP Development.”Calon konsumen saat ini memilih arsitek dan kontraktor melalui media sosial atau website,” ujar pria yang disapa Bojes ini.

Baca Juga: Perlukah Greenhouse untuk Berkebun Hidroponik? Ini Penjelasannya!

Baca Juga: Seperti Apa Definisi Rumah Minimalis Ala Milenial? Ini Kata Arsitek!

Foto Adeline Krisanti Lokasi Piknik at Arif Inn, Lebak Bulus, Jakarta Selatan

Ilustrasi-Spot Instagramable di sebuah bangunan.

Tak hanya sebagai media promosi, melalui komentar-komentar di media sosial, masyarakat dapat memberi masukan bahkan kritik soal sebuah proyek.

Media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk riset kecil-kecilan sebelum mengerjakan sebuah proyek, misalnya untuk mendapat pandangan masyarakat yang lebih akurat terhadap sebuah isu.

Media sosial lebih jauh dimanfaatkan oleh Yanuar P. Firdaus dari Aaksen Responsible Architecture dan Bojes saat mengerjakan proyek Nor House.

Proyek ini berhasil menggandeng Panasonic sebagai sponsor pencahayaan buatan seluruh rumah ini.

Kompensasinya berupa dokumentasi dan publikasi yang salah satunya diunggah di sosial media.

Tak hanya media sosial, namun secara lebih luas teknologi informasi saat ini telah banyak mengubah cara kerja arsitek, desainer interior, dan kontraktor.

Contohnya, para arsitek dan kontraktor saat ini banyak menggunakan aplikasi Trello dan Slack yang membantu mereka dalam manajemen proyek.

Teknologi juga telah berpengaruh ke desain hunian itu sendiri, seperti proyek hotel kapsul Bobobox karya Yanuar dan Bojes yang mulai dari membuka pintu, mengatur volume speaker, hingga meredupkan lampu dapat diatur melalui sebuah aplikasi.

Melihat semua fenomena di atas, tak butuh peramal untuk melihat bahwa ke depan akan lebih banyak lagi teknologi informasi menyentuh dunia desain hunian.

Baca Juga: Atasi Angin Kencang dan Panas Ektrem pada Taman Atap di Rumah Tropis

Baca Juga: Inilah 7 Karakter Desain Hunian paling Banyak Diinginkan di Zaman Now

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti