Stop Mubazir Pangan di Rumah, Ini 5 Perilaku Wajib Dilakukan, Mudah!

Jumat, 22 Oktober 2021 | 10:04
Dok. Ikea Food

Food precious initiative, salah satu upaya mengurangi limbah makanan.

IDEAOnline-Hanya dari rumah, IDEA Lovers bisa memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan sampah makanan yang saat ini sudah menjadi isu penting yang urgen diperhatikan, tak hanya di Indonesia tetapi juga dunia.

Menurut Economist Intelligence Unit tahun 2018, Indonesia menempati urutan kedua di dunia sebagai negara penghasil sampah makanan.

Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan timbulan FLW (Food Loss and Waste) pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun, setara 115-184 kg/kapita/tahun.

Kerugian ekonomi akibat FLW selama 20 tahun terakhir, setara 4-5 persen PDB Indonesia, yaitu Rp 213-551 triliun per tahun, mencakup kehilangan kandungan energi setara dengan porsi makanan 61-125 juta orang per tahun.

Baca Juga: 5 Penyebab Terjadinya Mubazir Pangan di Indonesia, Yuk Cegah!

Tentang FLW, pada dasarnya food lossadalah kehilangan pangan yang utamanya terjadi karena proses produksi. Proses produksi tersebut meliputi tahap panen, pasca-panen, dan distribusi.

Sementara food wastemerupakan pangan yang terbuang atau limbah pangan. Biasanya food wasteerjadi di tingkat retail dan konsumsi.

Nyatanya, food wasteini sering berhubungan dengan kebiasan dan perilaku kita dalam menilai dan menghargai pangan.

Menurut Annisa Ratna Putri (Team Leader Kajian Food Loss& Waste, Waste4Change, dari jenis pangan yang ada, sayur-sayuran adalah jenis pnagan yang pengelolaannya paling tidak efisien. Sementara padi-padian adalah pangan yang menimbulkan kerugian ekomnomi paling besar.

Baca Juga: Limbah Makanan yang Jadi Masalah, Apa Beda Food Loss dan Food Waste?

Untuk 25 tahun kedepan hingga tahun 2025, lanjutnya, perilaku kita dalam menghabiskan makanan sangat berpengaruh mengurangi dampak FLW.

Nah, IDEA Lovers bisa ambil bagian dengan melakukan perilaku positif terhadap makanan dengan cara menghargainya dan mencegahnya terbuang dan menjadi limbah.

Lima hal berikut ini dapat IDEA Lovers lakukan, hanya dari rumah.

Belanja Terencana

kompas.com

Ilustrasi sayuran kuntum, brokoli.

Melakukan pembelanjaan bahan makanan dengan terencana adalah langkah awal menerapkan perilaku postitif mengurangi limbah makanan.

Banyak dari kita ketika tiba di pasar atau supermarket menjadi "lapar mata" melihat sayuran dan buah yang terlihat segar dan akhirnya membeli tanpa berpikir lagi kapan kita akan sempat mengolahnya.

Membuat list pembelanjaan sesuai kebutuhan sebelum belanja adalah langkah bijak yang bisa iDEA Lovers lakukan. Jangan lupa juga pertimbangkan ada tidaknya agenda keluarga yang mengharuskan kita pergi atau menginap ke suatu tempat dan tidak akan memasak di rumah sehingga memperlama bahan makanan tersimpan.

Baca Juga: Mengonsumsi Makanan Sehat secara Berlebihan Justru Bikin Tidak Sehat, Ini Penjelasannya!

Ubah Preferensi dan Hindari Aspek Sensorik terhadap Makanan

Seringkali kitamenilai pangan hanya berdasarkan preferensi yang kita punya dan melihat dari aspek sensori saja, seperti hal-halyang terlihat bagus, seperti warna dan bentuknya saja.

Sehingga jika ada produk yang bentuknya tidak sesuai dengan keinginan atau ekspektasi seringkali produk tersebut disisihkan dan akhirnya terbuang. Padahal, sebenarnya makanannya sama-sama bernutrisi.

Akhirnya, makanan yang dibeli atau engga terjual di pasar akan kebuang karena tidak ada yang membeli.

Preferensi semacam ini harus diubah dan mulai mengonsumsi sumber makanan yang tersedia.

Baca Juga: Tips Ahli bagi Pemula agar Tak Gagal saat Memulai Diet Plant-Based

Menyimpan Makanan dengan Benar

Idea.Grid.Id

Ilustrasi menyimpan makanan di freezer.

Menyimpan dengan benar di kulkas, selain menjaga kesegarannya, juga mencegah adanya limbah makanan.

Namun ingat, tidak semua makanan harus disimpan di kulkas. Ada beberpa maakan justru akan menjadi cepat berjamur atau bususk jika disimpan di kulkas.

Satu saja makanan membusuk, maka akan pengaruhi kondisi makanan lainnya. Makanan yang masih bagus sangat mungkin terkontaminas oleh yang rusak.

Bedalan caramu menyimpan daging, menyimpan sayur dan buah, menyimpan minuman, dan menyimpan sisa makanan (makanan yang belum habis dimakan).

Baca Juga: Rentan Terhadap Perubahan Suhu, Ternyata Simpan Telur di Rak Pintu Kulkas Malah Bikin Cepat Busuk

Beberapa tips berikut bisa IDEA Lovers terapkan.

  • Simpan semua daging dan ikan yang segar dalam bungkusan aslinya di kompartemen khusus, misalnya freezer.Hal ini untuk menghindari kemungkinan tercemar bakteri. Letakkan styrofoam atau piring untuk mengalasi daging yang kamu simpan.
  • Untuk sayur dan buah-buahan, simpan di wadah yang berbeda sesuai jenisnya. Buah dan sayur menghasilkan gas yang berbeda-beda, sehingga dapat menyebabkan buah dan sayur lain rusak jika disimpan di dalam satu wadah yang sama. Kamu pun tak perlu mencucinya terlebih dahulu, karena buah dan sayur yang dicuci akan menjadi lembap, sehingga lebih cepat mengalami pembusukan.
  • Untuk minuman sejenis susu, yoghurt, dan berbagai macam krim, simpan dalam kulkas sesuai wadah aslinya. Jika menyimpan susu atau krim di dalam mangkuk ataupitcher, bungkuslah dengan plastik.
  • Menyimpan sisa makanan, jangan pernah lupa gunakanwadah yang tertutup rapat. Simpan dalam wadah yang datar dan dalam jumlah yang sesuai (tidak terlalu penuh) supaya makanan tersebut mengalami proses pendinginan yang lebih cepat.
Ingat, beberapa bakteri tetap hidup selama proses memasak dan dapat mencemari makanan apabila berada dalam suhu ruang yang terlalu lama. Segera masukkan makanan yang dimasak setelah dua jam ke dalam kulkas.

Kamu tidak perlu menunggu makanan yang masih hangat hingga dingin untuk dimasukkan ke kulkas karena kulkas masa kini yang sudah modern dan berteknologi, biasanya dapat mengatasi perbedaan suhu tersebut.

  • Jangan menyimpan sisa makanan kaleng di kulkas, karena sisa-sisa logam pada pinggiran kaleng dapat masuk ke dalam makanan dan merusak rasa makanan. Pindahkan sisa makanan kaleng ke dalam wadah dan simpan di kulkas dalam keadaan tertutup.
Baca Juga: Taruh Barang di Atas Kulkas Bikin Boros dan Picu Kebakaran, Kok Bisa?

Ubah Pemikiran yang Salah

kompastravel

Ilustrasi jamuan makan bersama, hitung dengan cermat sesuai kebutuhan.

Banyak orang berpikir, lebih baik lebih banyak daripada kurang. Ketika sedang menjamu tamu di rumah tak jarang kita merasa aman dengan menyediakan makanan lebih banyak daripada mencoba menghitung dengan cermat kebutuhannya.

Saat makan di resto pun sering kita berbikir, "yang penting pesan dulu, perkara lebih nanti gampang".

Pemikiran ini harus mulai dievaluasi. Kalau memang tidak sanggup dihabiskan, ya sebaiknya tidak dipesan sebanyak itu.

Hitung sesuai kebutuhan berapa banyak harus menyiapkan hidangan.Kalau memang bersisa sebaiknya disimpan dengan benar atau dibawa pulang untuk dikonsumsi kembali.

Mengolah Sisa Makanan

Banyak referensi mengajarkan kita agar dapat memanfaatkan sisa makanan untuk dijadikan lebih berguna.

Cara paling sederhana dan umum yang sudah banyak dikenal adalah memanfaatkansisa sayuran dan menjadikannya kompos. Lakukan dengan hanya menyiapkan tanah sebagai alas kompos, kemudian melapisi bagian atasnya dengan sisa sayuran.

Lakukan bergantian sampai sisa sayuran habis, dan kompos pun bisa dipakai untuk penyubur tanaman.

Selain kompos, IDEA Lovers juga dapat mengolah sisa makanan menjadi bahan pembersih rumah alami.

Baca Juga: 5 Tren Menghidupkan Kembali Ruang Makan dengan Sentuhan Kontemporer

kompas.com
Shutterstock

Ilustrasi-Ajarkan anak untuk menghabiskan makanannya sejak dini dari rumah.

Menanamkan Sikap Menghargai Makanan ke Seluruh Keluarga

Makanan terlalu berharga untuk dibuang.

Mengedukasi dan menanamkan kebiasaan pada seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak, untuk menghargai makanan bisa dilakukan dengan ajaran dan teladan untuk mencukupkan makanan yang dikonsumsi dan menghabiskannya.

Edukasi dan teladan ini tentu saja bisadilakukan oleh para pendidik (guru, orang tua, dan orang dewasa) atau siapapun kepada anak sejak dini.

Nah IDEA Lovers, yuk lebih bertanggung jawab terhadap konsumsi dan produksi makananuntukmasa depan Indonesia yang lebih lestari dan sehat.

Baca Juga: Ajarkan Anak Peduli Lingkungan Sejak Dini dari Rumah, Ini Caranya!

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti