Bangunan ini telah mengalami beberapa kali renovasi, namun sampai kini masih terlihat jelas gambaran kemewahan dan kebesaran masa lalu.
"Bangunan lama masih dipertahankan, apalagi sekarang sudah jadi cagar budaya," ujar Rani, pengurus administrasi gereja.
Dominasi warna merah, kuning emas dan hijau daun pasa bangunan ini menggambarkan kekhasan bangunan Tionghoa.
Dari depan bangunan terlihat dua buah patung singa kanyan dan betina di sisi kanan dan kiri.
Dua buah patung itu bermakna sebagai penjaga rumah.
Tak hanya itu, dua buah patung tersebut juga melambangkan kemegahan dan menunjukkan kebangsawanan bagi yang memiliki bangunan tersebut.
Bagian atap bangunan memiliki ujung yang mencuat.
Adanya tiang salib besar di atas atap bangunan utama menjadi simbol untuk mengenali bangunan itu berfungsi sebagai sebuah gereja.
Tulisan Gereja Katolik St. Maria de Fatima yang dipasang di pintu utama juga mencirikan bangunan sebagai gereja.
Di sisi kapan depan gereja terdapat Menara Lonceng, sedangkan di sisi kiri depan terdapat bukit Maria de Fatima. (*)