Sementara itu, Nonie Kaban, Program Director Kopernik menyontohkan salah satu manfaat program bagi masyarakat di Maluku Tengah.
Program yang diprioritaskan kepada 10% penduduk termiskin di daerah ini membawa dampak positif berupa: pengurangan masalah pernapasan (18%) dan pengurangan iritasi mata (18%), menghemat pengeluaran (Rp55 ribu), dan 32% satu aktivitas baru di malam hari.
Program Kampung Terang Hemat Energi sudah dimulai oleh Sgnify sejak tahun 2015.
Sejak itu hingga saat ini, Signify telah menciptakan lebih dari 3.000 titik penerangan baru di lebih dari 30 desa di Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku, dan menerangi kehidupan lebih dari 30.000 orang.
“Dengan memanfaatkan sumber cahaya yang berlimpah dari matahari, kami dapat menjembatani kesenjangan dalam kemiskinan pencahayaan dengan solusi terbaik untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, tidak hanya bagi penduduk kota, tetapi juga untuk masyarakat yang tinggal di luar jaringan listrik.
Pencahayaan Philips LED tenaga surya kami memiliki konsumsi daya yang sangat rendah dan benar-benar fleksibel untuk dipasang di daerah terpencil tanpa akses listrik,” ujar Rami Hajjar lebih lanjut.
Di kesempatan ini, Signify juga menyampaikan donasi senilai Rp5 miliar yang terdiri dari berbagai produk pencahayaan untuk masyarakat di Sulawesi Tengah (Palu, Sigi, dan Donggala) yang dilanda bencana beberapa waktu lalu.
Donasi ini diserahterimakan kepada Koperrnik sebagai mitra LSM Seignify di program ini.
Disampaikan oleh Lea Indra, karyawan Signify juga telah memprakarsai pengumpulan donasi berupa uang yang setelah ditambah oleh perusahaan, berjumlah Rp50 juta, dan baru-baru ini disampaikan kepada UNICEF untuk membantu menolong anak-anak yang terkena dampak bencana tersebut.
“Pada bulan Oktober, kami menyumbangkan 800 lentera tenaga surya Philips untuk korban gempa bumi Lombok yang masih tinggal di tempat-tempat pengungsian atau hunian sementara,” tambah Lea.
(*)