Selain bentuk lahan yang tidak berupa kotak utuh, akan tercipta dua buah posisi “tusuk sate” dari dua arah jalan yang menikung.
Baca Juga : 6 Cara Mengatur Rumah Sesuai Feng Shui, Penuh Energi Positif
Penampang depan bidang tanah yang “tertusuk” tersebut menghasilkan nilai yang tidak menguntungkan.
Pukulan dari dua “tusuk sate” akan mengganggu rejeki, ketenangan, dan faktor kesehatan bagi penghuni.
Apalagi lahan dibagi menjadi dua, pembagian biasanya dilakukan dengan membuat garis melintang diagonal di tengah, dari ujung sudut belakang ke sudut tengah depan.
Langkah ini akan menciptakan lahan yang berbentuk trapesium.
Banyak orang terjebak menganggap lahan trapesium sebagai tanah “ngantong” yang dapat membawa berkah dan rejeki.
Baca Juga : Buat Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas dengan Terapkan 10 Konsep Feng Shui
Sayang anggapan ini sering keliru.
Tanah yang disebut “ngantong” adalah apabila lebar belakang tidak lebih dari satu setengah kali lebar depan.
Kalau lebar belakang hampir 3 kali dari lebar depan, maka tanah tersebut dalam Feng Shui sering diidentifikasikan sebagai tanah “segitiga”.
Selain itu, tanah tersebut juga berada di posisi “tusuk sate” yang mempunyai nilai buruk dalam penilaian Feng Shui.