Saat mengantar Toa Pek Kong naik, masyarakat akan mengadalan sesajian khusus untuk melepas kepergiannya.
Baca Juga: Ambil Saja Bumbu Dapur, Begini Cara Mudah Atasi Noda Bandel di Karpet
Sesajian dengan menu utama berasa manis (bahkan kelewat manis) sengaja disajikan, bahkan pada bagian mulut dari gambar atau patung Dewa Dapur juga diolesi dengan madu.
Semua ini dilakukan dengan harapan agar Dewa Dapur mau mengatakan sesuatu yang manis/baik-baik saja kepada Sang Khalik/Shang Di.
Makanan ketan yang dicampur dengan larutan gula yang kental dimaksudkan agar Dewa Dapur saat akan mengatakan yang buruk mulunya menjadi lengket sulit ngomong.
Hal ini dilakukan dengan harapan semua keburukan dan kesalahan yang dilakukan baik yang disengaja maupun tidak, laporannya tidak jelas terdengar dan hukuman tidak dijatuhkan.
Hal ini dilakukan dengan harapan semua keburukan dan kesalahan yang dilakukan baik yang disengaja maupun tidak, laporannya tidak jelas terdengar dan hukuman tidak dijatuhkan.
Baca Juga: Dapur dengan Banyak Pintu Tidak Baik Menurut Feng Shui, Ternyata Ini Alasannya!
Sepuluh hari kemudian, yaitu pada tanggal 4 bulan 1 Imlek/Yin Li, ToaPek Kong atau Dewa Dapur akan turun dan bertugas kembali ke bumi.
Sekali lagi akan dilakukan upacara sembahyang untuk penyambutan.
Baca Juga: Ambil Saja Bumbu Dapur, Begini Cara Mudah Atasi Noda Bandel di Karpet