Untuk beberapa hal, sifat-sifat lamina tidak beda jauh dari sifat bambu aslinya.
Sifat akhir akan banyak dipengaruhi oleh banyaknya nodia/ruas yang ada pada satu batang dan perekat yang dipergunakan.
Bahan utama yang digunakan adalah bambu, di mana bambu petung yang berdaging relatif tebal cocok digunakan sebagai kayu konstruksi.
Sedangkan bambu tali yang tipis tapi kuat, relatif cocok digunakan untuk pembuatan parket atau partisi.
Bahan pengawet yang digunakan adalah sejenis boraks (telah direkomendasi aman digunakan oleh Komisi Pestisida), sedangkan bahan perekatnya adalah polyurethane (untuk keperluan eksterior) atau urea formaldehida (untuk keperluan interior).
Pengawetan dilakukan dengan cara perendaman atau vacuum pressure, melalui proses pengeringan alami atau oven buatan.
Sedangkan proses laminasinya menggunakan sistem manual dengan hidraulic press sederhana.
Meskipun dapat dilakukan secara masinal, BPTPT Denpasar cenderung merekomendasikan metode manual, yang lebih hemat listrik dan tidak mengonsumsi BBM.
Baca Juga: Hemat Ruang, Hunian Seluas 33 M Ini Terlihat Memesona karena Terinpirasi dari Kedai Kopi!