Namun kayu sebagai bahan utama dalam bangunan tradisional semakin sulit ditemukan, baik dari segi kualitas maupun dimensi yang sesuai dengan kebutuhan.
Penerapan aplikasi teknologi bambu laminasi sebagai bahan bangunan yang telah diterapkan oleh BPTPT Denpasar, menunjukkan bahwa bambu laminasi struktural, baik yang utuh maupun yang diukir saat mencapai beban maksimum, tidak mengalami kerusakan berarti yang menyebabkan kegagalan struktur. B
ahkan begitu beban dihilangkan, batang akan kembali seperti kondisi semula.
Hal ini membuktikan bahwa bambu laminasi dapat diaplikasikan sebagai bahan bangunan struktural seperti kolom, balok, maupun papan lantai.
Selain memiliki kekuatan struktural yang tinggi, bambu laminasi juga dapat diaplikasikan sebagai bahan bangunan dengan sistem knock-down.
Material ini mudah dibentuk dan dibuat dalam berbagai macam profil, dimensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak membutuhkan keahlian khusus.
Selain sebagai kayu konstruksi, bambu laminasi juga dapat diproduksi sebagai furnitur/mebel dan pelengkap bangunan, yang dapat dipasarkan untuk kepentingan dalam maupun luar negeri.
Harapannya adalah bagaimana bambu laminasi mampu menjadi alternatif pengganti kayu, sehingga permasalahan eksploitasi hutan (deforestasi) dan illegal logging dapat dikurangi.
Di samping itu, harga kayu untuk konstruksi dapat turun, yang pada akhirnya harga bangunan dan harga rumah dapat lebih murah dan terjangkau.
Sebagai suatu diversifikasi dari pemanfaatan bambu selama ini diharapkan pula usaha/industri kreatif bambu laminasi ini dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan ekonomi bagi masyarakat. (*)