More mengatakan, salah satu metode konstruksi paling umum yakni pembuatan beton, menghasilkan sekitar 15 persen dari emisi karbon dioksida dunia.
Hal ini kemudian membuat industri bangunan menjadi ancaman besar bagi lingkungan.
Untuk itu, inovasi bata buatannya ini diharapkan dapat mengurangi emisi yang dikeluarkan saat proses produksi material tersebut.
Menurut More, jika fasad atau permukaan bangunan menggunakan batu bata arang, maka hal ini memungkinkan pendinginan pasif pada ruangan.
Selain itu, bata juga dapat mengendalikan suhu interior bangunan sambil memurnikan udara yang masuk.
Metode pendinginan berkelanjutan ini juga mengurangi kebutuhan akan pendingin udara pada gedung.
Baca Juga: Olah Soffurnishing dengan 3 Unsur Penting untuk Kuatkan Karakter Ruang
Meski begitu, penelitian ini masih belum sempurna.
More mengatakan, penelitian arang terus mengeksplorasi komposisi bahan biofilik, kinerja iklim, palet warna alami, dan pola pada material.