Follow Us

40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Prediksi Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama

IDEAonline - Senin, 20 Januari 2020 | 14:45
40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Prediksi Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama
kompas.com

40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Prediksi Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama

IDEAonline - Daerah ibu kota, Jakarta selalu menjadi sorotan. Mulai dari tingkat populasi hingga kondisi daerah ibu kota selalu menjadi perbincangan. Akan seperti apakah 'wajah' Jakarta, saat gelar ibu kota dipindahkan ke Provinsi Kalimantan?

Baca Juga: Bikin Merinding, Begini Kisah Bocah yang Kakinya Ditumbuhi Tanaman akibat Disuruh Berlutut Terlalu Lama!

Tak ada yang bisa memang menghambat atau pun menangkal perubahan iklim yang ada di tanah air.

Tidak dapat dipungkiri juga ini adalah sebuah masalah yang harus kita hadapi, di mana iklim berubah akan memberikan dampak untuk lingkungan.

Sebab saat iklim berubah, dunia pun akan berubah dikarenakan kondisi alam yang juga ikut berubah.

40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Prediksi Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama
tribunews.com

40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Prediksi Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama

Dengan perubahan iklim, Laut Jawa meningkat, air laut tambah tinggi, dan cuaca di Indonesia menjadi lebih ekstrim.

Awal bulan Desember 2017, badai cuaca aneh mengubah jalan-jalan Jakarta menjadi sungai dan menghambat hampir semua aktivitas di ibu kota.

Baca Juga: Begini Tips dan Inspirasi Hadirkan Taman Vertikal pada Hunian Lahan Terbatas, Estetik!

Seorang peneliti iklim lokal, Irvan Pulungan, khawatir suhu udara akan meningkat beberapa derajat dan permukaan laut akan terus bertambah tinggi hingga tahun-tahun mendatang.

Hal tersebut jelas merupakan malapetaka bagi kota padat penduduk sekaligus pusat pemerintahan Indonesia ini.

Baca Juga: Bikin Emosi, Terkuak Penyebab Jembatan Putus di Bengkulu Akibat Remaja Selfie, 10 Nyawa Jadi Korbannya

Melansir dari New York Times, pemanasan global ternyata bukan satu-satunya penyebab di balik banjir besar yang menyerbu sebagian besar wilayah Jakarta pada tahun 2007.

Masalahnya, kota itu sendiri sedang 'menenggelamkan' dirinya.

Bahkan jika mau dihitung, Jakarta adalah kota yang tenggelam paling cepat dibandingkan kota besar lainnya di planet ini.

Bahkan lebih cepat daripada perubahan iklim yang menyebabkan laut naik.

Begitu cepat sehingga sungai bisa mengalir ke hulu dan hujan biasa bisa menyebabkan genangan air tinggi di mana saja.

Penyebab utamanya: warga Jakarta menggali sumur ilegal.

Menggali sumur ilegal seperti membuka saluran udara sebuah balon yang menahan kota ini di bawah permukaan tanah.

Sekitar 40% daratan Jakarta sekarang terletak di bawah permukaan laut.

Kabupaten-kabupaten pesisir seperti Muara Baru telah tenggelam sebanyak 4,2 meter dalam beberapa tahun terakhir.

Perubahan iklim di sini hanya memperburuk sejumlah keadaan yang sudah terlanjur terjadi.

Dalam kasus Jakarta, penduduk turut membantu kota ini tenggelam lebih cepat.

Pembangunan yang tak terkendali dan tanpa perencanaan matang serta kurangnya saluran pembuangan menjadi faktornya.

Beban bangunan jelas melebihi daya dukung tanah di Jakarta.

Belum lagi masalah lain seperti sungai yang kotor atau sampah yang berserak di atas air.

Ahli hidrologi mengatakan bahwa Jakarta hanya punya satu dekade untuk menghentikan proses tenggelamnya kota.

Baca Juga: 8 Inspirasi Desain Taman Sejuk di Tengah Kota, Serasa di Luar Jakarta

Jika tidak bisa, Jakarta Utara (kawasan Pluit) akan menjadi lokasi pertama yang berakhir di bawah air.

40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Memprediksikan Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama
kompas.com

40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Memprediksikan Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama

Jika tidak ada perubahan besar dan revolusi infrastruktur, Jan Sopaheluwakan, peneliti geoteknologi memprediksi Jakarta akan benar-benar tenggelam tahun 2050.

Jakarta tidak akan mampu membangun tembok yang cukup tinggi untuk menahan serbuan air dari sungai dan khususnya Laut Jawa.

Kondisi Jakarta pernah dialami oleh ibu kota Jepang, Tokyo pada tahun 1900 silam.

Saat itu Tokyo mengalami penurunan daratan 365 meter tapi pemerintah Jepang dengan aturan ketat dan revolusi pembangunan mereka berhasil menghentikan penurunan itu.

Sama seperti Tokyo, Jakarta ada pada titik balik dan sudah seharusnya kita berkata "Alam tidak akan lagi menunggu".

Menurut Arsitek dalam negeri

Hal yang paling mungkin kita lakukan adalah persiapkan hunian siap banjir dengan konsep yang matang.

Baca Juga: Ingin Kamar Mandi Ada di Kamar Tidur? Ini Cara Menata agar Nyaman

Di akun twitternya, Ren Katili sebagai salah satu founder Studio ArsitektropiS menceritakan latar belakang dan konsep rumah yang disebutnya sebagai Rumah Siap Banjir.

Rumah Siap Banjir ini merupakan proyek pertama Studio ArsitektropiS di area Kelapa Gading.

Dengan pengalamannya merasakan banjir sejak tahun 1996, Ren bercerita mengenai kliennya yang ternyata sesama warga Kelapa Gading ini juga telah beberapa kali terkena banjir setinggi kira-kira satu meter.

Ada tantangan menarik dari keinginan sang klien yang juga ingin memiliki kolam renang pribadi di rumah barunya nanti.

“Terbayang kalau terjadi banjir, kolam renang yang selevel dengan jalan akan bercampur dengan air bah. Harus ada solusi,” sebut Ren. Klik untuk kelanjutannya

Artikel ini telah ditayangkan di Nakita.id dengan judul 10 Tahun Lagi Jakarta Diprediksi Akan Jadi Kota Pertama di Dunia yang Tenggelam, Peneliti: "Kota Itu Sendiri Sedang 'Menenggelamkan' Dirinya"

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest