Mengapa Bikin Dapur Itu Mahal? Ternyata Ini Biang Keladinya!

IDEAOnline-Teknologi makin berkembang, apa saja saat ini bisa dibikin lebih mudah dan semuanya demi kenyamanan sang pengguna.

Sebut saja di bidang elektronik, saat ini makin banyak saja peranti elektronik yang berteknologi AIoT (Artificial Intelligence of Things), di mana semuanya terhubung ke internet dan bisa dikendalikan hanya dari genggaman tangan.

Nah, lantas teknologi apa saja yang terkait dengan dapur?

Kecanggihan dapur saat ini pun didukung oleh peralatan masak yang canggih serta teknologi pada operasionalnya.

Hal ini membuat sang pengguna merasa nyaman beraktivitas di dapur karena semuanya jadi begitu mudah dan praktis.

Sudut-sudut jadi gampang dijangkau dan pemanfaatan ruang lebih optimal dengan fitting.

Contohnya, untuk mencapai sudut-sudut terdalam di kabinaet dapurnya saat mau mengambil perkakas yang disimpan di sana, tak perlu harus bersusah-susah.

Teknologi membuat kabinet bisa dibuka dengan sangat mudah dan “membawa” semua perkakas keluar hingga sangat mudah diambil.

Tak hanya itu, beberapa kabinet yang letaknya agak tinggi, dengan mudah dapat dibuka dan ditutup hanya dengan menekannya dengan satu jari saja.

Dapur open space dengan peranti canggih dan penyimpanan rapi berkat fitting yang baik.

Ya, untuk semua kenyamanan itu saat itu sangat mungkin bisa dirasakan asal rela merogoh kocek lebih dalam, bahkan bisa sampai ratusan juta rupiah untuk mewujudkan dapur impian seperti ini.

Fantastis bukan? Nilai uang yang bisa dipakai untuk membeli rumah mungil, hanya untuk biaya mewujudkan dapur impian?

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan sebuah dapur begitu mahal biaya pembuatannya?

Mendesain dapur tak cukup hanya mempertimbangkan pemakaian material.

Kebutuhan dan kenyamanan pengguna adalah pertimbangan utama yang harus didahulukan.

Faktor kemudahan dan kepraktisan saat beraktivitas, kelancaran alur kerja, pemanfaatan ruang, merupakan poin penting yang harus dipahami terkait dengan kondisi pengguna.

Ada 4 hal pokok yang diperlukan dalam mendesain dapur saat ini.

Fleksibilitas, bentuk yang kompak, mudah digunakan, dan gampang diinstal.

Keempat tuntutan ini terjawab dengan kehadiran sebuah material yang disebut fitting.

Fitting adalah perangkat mekanik yang mendukung operasional sebuah dapur.

Perangkat itu adalah engsel dan rel.

Penggunaan engsel dan rel ini dalam sebuah dapur tak hanya berperan secara fungsional, namun juga mendukung estetika desain.

Lemari tanpa handle pintu, dibuka-tutup dengan satu sentuhan jari.

Engsel Bukaan Ke Kiri dan Ke Kanan

Ada banyak pilihan desain dan aplikasi pintu dengan jenis pemasangan dan bukaan yang berbeda.

Memilih engsel secara benar akan membantu pemilik, desainer, atau kontraktor dapur menentukan desain pintu yang tepat.

Pilihan yang ditawarkan untuk engsel pintu dengan bukaan ke kiri dan ke kanan adalah tergantung pada berapa besarnya bukaan yang diinginkan dan sistem buka-tutupnya.

Ada 2 sistem buka-tutup yang cukup banyak diaplikasikan dalam desain dapur, yaitu sistem motion dan tip-on.

Menutup perlahan tanpa suara dan benturan keras, dan hanya perlu sedikit tenaga, itulah kelebihan yang bisa didapatkan ketika memilih sistem motion.

Sedangkan sistem tip-on, digunakan untuk pintu tanpa handle.

Untuk membuka dan menutupnya hanya memerlukan satu sentuhan dan satu tekanan jari tangan.

Inovasi produk yang dilakukan oleh Blum—produsen engsel dan rel, bahkan telah mengeluarkan produk yang mengombinasikan 2 sistem motion, yang di BLUM disebut blumotion, dan tip-on.

Penggabungan ke duanya menghasilkan sistem yang disebut self for drive.

Dibutuhkan perangkat listrik yang berdaya kecil untuk menggabungkan kedua fungsi ini.

Tak hanya cantik dilihat, dapur utamanya harus dijaga kerapian dan kebersihannya.

Engsel Bukaan Ke Atas

Untuk kabinet atas, pilihannya ada pada desain bukaan dengan 1 daun pintu ke atas; bukaan dengan 2 pintu lipat ke atas, atau bukaan lebar yang bisa dibuka maksimal ke atas.

Dengan aneka pilihan ini, desain dapur dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan kondisi ruangnya.

Di setiap pilihan, sistem motion ataupun tip-on pun bisa diterapkan sesuai dengan selera dan kebutuhan.

Rel Laci

Laci biasa digunakan sebagai storage untuk menyimpan aneka barang dan stok makanan dan minuman.

Operasional rel yang stabil dan mengikuti perkembangan desain akan sangat membantu penciptaan dapur yang ideal.

Dapur elegan menerapkan teknologi fitting maksimal.

Memilih laci harus disesuaikan dengan kebutuhan penyimpanan: apa jenis yang disimpan dan seberat apa.

Saat ini tersedia pilihan rel menurut kapasitas berat barang yang disimpan.

PT Blum menyebut angka 30 kg, 50 kg, dan 90 kg untuk kapasitas rel yang disediakan oleh perusahaannya.

Kapasitas ini bisa diaplikasikan pada laci yang besar dan lebar sampai 1, 2m.

Tiga jenis fitting dan kemampuannya inilah yang paling menentukan mahal tidaknya biaya pembuatan dapur.

Teknologi dan kecanggihan fitting inilah yang bikin biayanya mahal.

Tapi, namanya juga teknologi, kerja di dapur tentu akan sangat dimudahkan dan tampilan dapur pun bisa sangat elegan dan cantik.

Mau khan dengan hanya menyentuh pintu kabinet dengan satu jari, kabinet pun terbuka dengan sendirinya, tanpa suara.

Atau ingin sim salabim, dapur seketika terlihat rapi, aneka barang di dapur dengan cepat bisa “disembunyikan” di dalam kabinet sampai ke pojok-pojok yang sulit dicapai?

Semua tergantung pilihan fitting. Tertarik mengaplikasikannya?

(*)