Namun arsitek mengemas lantai 1,5 dan 2,5 tersebut secara utuh di tampilan mukanya, sehingga seolah lantai tersebut sudah selesai dikerjakan.
Adapun konsep lantai ½ hingga lantai 2,5 tersebut dihubungkan oleh satu massa void yang menjadi sumber pengudaraan dan pencahayaan serta akses antar-lantai.
Lantai ½ diisi dengan dapur yang langsung terkoneksi dengan ruang makan.
Karena luas ruangnya terbatas, meja makannya didesain feksibel sehingga dapat dilipat dan dibuka sesuai keinginan dan kebutuhan.
Baca Juga: Akali Rumah Mungil Pakai Elevasi Lantai, Apa Bedanya dengan Mezanin?
Arsitek juga menggunakan bottom glass pada area fasad lantai 1 agar posisi orang yang berada di lantai ½ ini dapat langsung melihat orang yang masuk ke dalam rumah.
Pada area depan, arsitek membuat lantai 2 rumah ini melayang overstack (kontrusksi menggantung tanpa ditopang kolom/tiang/dinding) hingga 2,5 m.
Lantai yang melayang ini berfungsi ganda, menjadi atap bagi carport dan teras depan, sekaligus menjadi area tamu outdoor.
Pada WC utama lantai 2 terdapat jendela horizontal yang bersifat sebagai bottom glass yang berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam WC utama, sekaligus menjadi elemen pembentuk fasad yang menarik.
Dua penghargaan diterima Delution Architect untuk proyek ini, yaitu Honourable Mention at Dulux Designer Awards for Residential Category (2016) dan Public Choice Winner at 5th Architizer+ Award for Architecture+Small Living Category at Newyork (2017).
Baca Juga: 3 Pedoman Memilih Tema Desain Rumah Mungil agar Apik dan Terkesan Luas