IDEAOnline-Jatuh cinta pada pandangan pertama.
Agaknya, hal itu dirasakan Dominic Symons, pria kelahiran Swiss, ketika dirinya berjumpa rumah ini.
“When I discovered this place, I fell in love with it,” kata Dominic yang berprofesi sebagai desainer produk.
Paras rumah itu berhasil membuat siapa pun yang melihat, takjub.
Jendela yang berderet dengan ukuran berbeda.
Bingkai jendela dari semen kamprot yang kasar, namun tetap selaras dengan tembok mulus yang membungkusnya.
Di area carport, terdapat batu kali yang disematkan pada tembok menuju pintu utama.
Tanaman rambat dan sejumlah tumbuhan perdu menghiasi batu kali itu.
Bagian atas wajah rumah itu tampil menjorok, tanpa tiang, seolah menggantung di udara.
Pun, sosok bangunan tidak lurus menghadap ke jalan, melainkan miring ke kanan.
Arsitek rumah itu, Novriansyah Yakub, memang cukup nekat menawarkan bangunan asimetris di lahan yang sebetulnya simetris alias kaveling kotak.
“Posisi miring untuk memberi kesan ‘welcoming’ pada orientasi luar rumah. Fasad miring akibat pemberian griddengan axis tambahan yang asimetris. Hasilnya, tercipta ruang-ruang dengan efek yang dramatis,” ujar Riri, sapaan sang arsitek muda itu.
“Saya ingin memberi pengalaman ruang baru pada tanah persegi.”
Open Plan
Lanjut menuju pintu utama melalui anak tangga.
Pijakan tangga itu dari beton yang hanya diaci, tanpa keramik.
Sedikit ada retak rambut, namun tetap menggambarkan karakter semen yang kaku.
Batu kali pun demikian. Kasar dan berkesan maskulin.
Teras dengan lantai papan dan pintu lebar.
Di foyer pun demikian, papan menutup plafon dan dinding.
Saat kaki melangkah ke dalam, kejutan ruang besar dan memanjang tanpa sekat.
Di ruang tengah ini, pemandangan leluasa ke penjuru ruang.
Di kanan, terdapat kolam yang tidak besar, namun elok dipandang.
Ada dek kayu yang menghalangi untuk menuju kolam renang.
Baca Juga: Membangun Kekeluargaan Lewat Ruang Makan Cantik, Hangatnya Kayu Berpadu Cahaya
Pun pintu geser dan jendela berdaun kaca bening.
Memandang ke kiri, terdapat bidang panjang yang terpasang meja melayang.
Meja itu untuk menyelaraskan ruang yang telanjur memanjang.
Yang cukup menarik adalah ruang makan yang mengisi pojok ruang, menyempil dan jadi tempat strategis untuk menikmati seluruh ruang.
Ruang makan berdekatan dengan dapur di mana terdapat olahan pintu kamuflase yang berguna jadi papan menu dan bidang ekspresi sang anak.
Saat imajinasi anak memuncak, papan itulah pelampisannya.
Pada ujung lantai 1 terdapat ruang duduk dan area bermain anak.
Kedua ruang itu mengisi layout bagian depan wajah rumah.
Ketika sebelumnya di depan rumah ada deretan jendela berbeda ukuran, di sinilah ruang-ruang di balik jendela itu.
Di area bermain, misalnya, dari sini penghuni bisa mengintip tamu yang sedang membunyikan bel di pagar rumah.
Tiga Kamar dan Roof Garden
Menuju lantai 2 harus melalui tangga yang cukup panjang tanpa bordes, juga belum tersedia handrail.
Di lantai ini, ada 3 kamar tidur.
Kamar utama, mengisi bagian depan lengkap dengan fasilitas balkon lebar.
Ada pula deretan tanaman yang merayap ke tembok wajah rumah.
Untuk menuju ke balkon, 2 pintu geser siap menyambut.
Kamar utama dirancang kompak.
Disediakan wardrobe sekaligus partisi yang membelakangi headboard ranjang.
Baca Juga: Kayu Bekas ‘Naik Kelas’ dan Berubah Fungsi di Rumah Pecinta Kayu Ini
Di ujung kamar, ada akses ke kamar mandi sudut, membentuk segitiga.
Mirip sebuah kamar hotel, seluruh perabot dan perlengkapan pendukung bisa diakses dalam selangkah.
Kamar anak dan kamar tambahan mengisi layout di belakang kamar utama tadi.
Keduanya tampil sederhana, lazimnya sebuah kamar.
Yang menonjol adalah jendela besar dengan railing pelat baja.
Jendela memberi kesempatan pada udara dan cahaya untuk mengisi setiap jengkal kamar.
Baca Juga: Dapur Putih dengan Meja Santap, Aksen Kayunya Hidupkan Ruang
Kejutan lain datang dari roof garden.
Sebagian atap dijadikan taman dengan view gedung jangkung.
Bukan taman dengan banyak pohon, namun rumput sintetis yang menghampar ke ujung atap.
Papan kayu mengisi sisa atap lainnya.
Dominic bangga dengan rumah ini.
Layout-nya. Detail bahannya. Termasuk view yang indah di atap rumah.
Ia dan bahkan teman-temanya tidak menyangka rumah di lahan terbatas menghasilkan desain yang berkelas.
Menelusuri setiap ruang di rumah ini memang seru dan menyenangkan.
Saat sore menjelang, wajah rumah eksentrik ini semakin indah terpapar sinarmatahari.
Barangkali itu yang Dominic alami saat pertama kali berjumpa dengan rumah ini.
Setiap ruang memberi kesan, begitu pun wajah rumah yang tak membosankan.
Baca Juga: Jati Belanda Urat dan Mata Kayunya Memesona, Bekas Peti Kemas yang Naik Kelas
(*)