Syarat tempat yang layak untuk salat sangat sederhana, yaitu bersih dari najis/kotoran dan bukan tempat pemakaman/menghadap ke makam.
Meski demikian, ada semacam rasa risih bila tempat sujud kita menghadap ke tempat yang dianggap kotor, seperti toilet. Ini sebenarnya hanya masalah psikologis saja.
Menurut Wijoyo Hendromartono(arsite) peletakan musholla tergantung dari kebutuhan pemilik rumah.
Misalnya, untuk memudahkan salat saat malam/subuh, maka musala berada dekat dengan ruang-ruang tidur.
Baca Juga: Hijau Memang Warna yang Paling Cocok di Musholla, Apa Benar? Ini Alasannya!
Baca Juga: Taman Kering Unik Ringankan Fasad Rumah yang Posisinya ‘Tusuk Sate’
Adhi Moersjid (arsitek) berpendapat,mushollasebaiknya berada di area publik, seperti dekat dengan ruang tamu.
Ia sendiri secara pribadi berkeinginan, jika ia membangunmusholladi dalam rumah, ia akan meletakkannya tak jauh dari ruang tamu.
“Supaya saya bisa leluasa mengajak tamu-tamu saya salat berjamaah ketika telah tiba waktunya,” jelasnya.
Ia malah bercita-cita punya musala di halaman rumah agar tetangga mau berdatangan untuk salat bersama-sama.
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 96
(*)