Gedung ini menampung 350 keluarga dan berada di sebuah lingkungan miskin di mana tagihan AC menjadi satuh al yang paling dihindari.
"Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk pendingin udara, bahkan di iklim yang panas seperti Ho Chi Minh, selama bangunan Anda dirancang dengan baik," kata Gallavardin.
Baca Juga: Banyak Cahaya Bikin Rumah Panas, Lakukan 8 Trik Ini agar Tetap Sejuk
Menutup koridor terbuka, atap berventilasi, isolasi kaca serat dan penggunaan bahan alami membuat unit ini mendapat cahaya alami dan ventilasi.
"Kami mencoba menghindari fasad kaca besar yang menghadap ke timur atau barat, karena itu akan membuat bangunan seperti oven di iklim tropis," kata dia.
Gallavardin juga mengatakan, kuncinya adalah bekerja dengan arus angin utama dan memiliki perlindungan matahari yang cerdas.
Dengan demikian, bangunan tidak memerlukan pendingin meski berada di negara yang panas seperti Vietnam.
Gallavardin menjelaskan bahwa bangunan T3 bioklimatik dapat menciptakan suhu secara alami sekitar 5 Celcius lebih dingin daripada suhu luar.
Ini didapat dari penggunaan ventilasi alami dan kipas langit-langit.
Kembali ke dasar Sejak proyek pertama itu, Gallavardin telah membangun beberapa hotel bioklimatik mewah di Kamboja dan Myanmar, sebuah restoran konsep di Ho Chi Minh City, dan bahkan kantornya yang hijau untuk tim T3.
Di Indonesia, Asrama Biophilic Arsitek Andyrahman masuk dalam kompetisi Gedung Arsitektur Dunia 2016.
Baca Juga: Green Building Solusi Cerdas Ciptakan Rumah Sehat, Ini 8 Aplikasinya