1. Perlu Ruang Sirkulasi Udara
Masalah yang kerap terjadi di atap dak beton ini adalah risiko suhu panas pada ruangan yang berada di area bawah atap.
Hal ini dapat dicegah dengan memberi sedikit ruang sebagai sirkulasi udara.
Caranya, dengan memberi jarak setidaknya 30—50cm dari atap beton ke plafon.
2. Perhatikan Kemiringan
Lemiringan dak beton akan sangat memengaruhi risiko terjadinya kebocoran. Kemiringan dak beton yang disarankan adalah 2°.
Kemiringan yang tepat akan membuat air hujan bisa langsung dialirkan ke lubang pembuangan sehingga tidak sempat timbulkan genangan.
Atap dak beton tidak boleh ada genangan karena akan menimbulkan risiko bocor pada area yang berada di bawahnya.
3. Antisipasi Retakan
Seperti halnya dinding, atap beton pun berisiko terjadi retak konstruksi dan retak rambut yang terjadi karena force majeure (gempa bumi, pergerakan tanah di bawah akibat intensitas air hujan yang terus-menerus terjadi/banjir) dan thermal shock (perubahan suhu secara mendadak, dari panas ke dingin).
Celah yang ditimbulkan retakan pada atap beton ini membawa air masuk ke dalam hunian yang akan menimbulkan bocor, jamur, dan bercak hitam pada area plafon.
Baca Juga: Merencanakan Konstruksi pada Roof Garden, Gunakan 3 Jenis Lapisan Ini