Follow Us

Tujuh Jenis Masker Ini Mana Terbaik dan Terburuk untuk Cegah Penularan Covid-19

Kontributor 01 - Jumat, 31 Juli 2020 | 21:45
Masker katun buatan Imy Ferica dan ibu mertuanya.
Kompas.com

Masker katun buatan Imy Ferica dan ibu mertuanya.

IDEAOnline-Masker menjadi salah satu protokol kesehatan penting di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Komunitas ilmiah telah menguatkan manfaat masker wajah untuk mencegah penularan virus dan menyelamatkan nyawa.

Dalam suatu analisis, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (16/7/2020), menemukan peningkatan kematian akibat infeksi virus corona di 194 negara yang tidak menerapkan penggunaan masker wajah.

Tercatat peningkatan kematian akibat virus corona baru ini mencapai 55 persen per minggu, setelah kasus pertama dilaporkan setiap negara.

Dibandingkan negara-negara dengan budaya penggunaan masker, peningkatan kematian hanya sekitar 7 persen.

Para peneliti di University of Washington menggunakan sebuah model dan meramalkan Amerika Serikat dapat mencegah setidaknya 45.000 kematian Covid-19 di bulan November.

Apabila 95 persen populasi di negara ini selalu mengenakan masker wajah di ruang publik.

Akan tetapi, para ahli mengakui tidak semua masker memberikan tingkat perlindungan yang sama.

Kendati demikian, mereka meyakini masker wajah yang ideal adalah yang dapat memblokir tetesan atau droplet yang dihasilkan saluran pernapasan, saat batuk atau bersin.

Masker juga dapat menahan partikel udara yang lebih kecil, yang disebut aerosol, yang diproduksi ketika orang berbicara atau menghembuskan napas.

Baca Juga: Hati-hati Masker Bekas Pakai Bisa Jadi Sumber Penularan Virus Corona

Ilustrasi Masuk new normal masker dan facesild solusi dengan tetap physical distancing.
TtangerangTribunnews.com

Ilustrasi Masuk new normal masker dan facesild solusi dengan tetap physical distancing.

Sesuai rekomendasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker medis sangat dianjurkan bagi petugas kesehatan, orang lanjut usia, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, serta orang positif terinfeksi virus corona atau menunjukkan gejala.

Orang sehat atau masyarakat umum, dianjurkan WHO dan CDC agar mengenakan masker kain.

Selama beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah mengevaluasi bahan masker yang paling efektif untuk memblokir virus corona. Berikut masker yang dari yang paling protektif.

1. N99 dan N95

N99 dan N95 adalah dua masker yang paling efektif dalam menyaring partikel virus, dan terbuat dari serat khusus untuk menyaring patogen di udara.

Kedua masker ini lebih diutamakan untuk digunakan petugas kesehatan, sebab, masker ini sangat rapat menutup hidung dan mulut saat dikenakan, sehingga sangat sedikit partikel virus yang bisa masuk atau keluar.

Studi yang diterbitkan di Journal of Hospital Infection, seperti dikutip dari Business Insider, para peneliti menemukan masker N99 mengurangi risiko infeksi seseorang sebesar 94-99 persen setelah 20 menit paparan di lingkungan yang sangat terkontaminasi.

Perlindungan yang sama juga ditunjukkan masker N95 dengan efisiensi minimum 95 persen dalam menyaring aerosol, studi baru juga menunjukkan N95 memberikan perlindungan yang lebih baik daripada masker bedah.

2. Masker bedah

Masker bedah terbuat dari kain bukan tenunan, jadi umumnya merupakan pilihan paling aman bagi petugas kesehatan yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan masker N99 maupun N95.

Dalam sebuah studi pada April lalu menemukan masker bedah dapat mengurangi penularan beberapa jenis virus corona pada manusia, melalui droplet pernapasan dan aerosol yang lebih kecil.

Sebuah studi pada 2013 menemukan, secara umum, masker bedah sekitar tiga kali lebih efektif untuk memblokir aerosol yang mengandung virus daripada masker wajah buatan sendiri.

Akan tetapi, dalam penggunaannya di masa pandemi Covid-19 ini, petugas layanan kesehatan harus tetap lebih diutamakan.

Baca Juga: Inilah Cara Mengelola Limbah Masker Sekali Pakai secara Mandirii agar Tak Jadi Sarana Penularan Covid-19

Ilustrasi Gunakan masker saat harus keluar rumah untuk sesuatu yang sangat darurat.
tribunnews

Ilustrasi Gunakan masker saat harus keluar rumah untuk sesuatu yang sangat darurat.

3. Masker hybird buatan sendiri

Dalam sebuah makalah baru-baru ini, para peneliti di Inggris menetapkan bahwa masker hybird dapat menyaring lebih dari 80 persen partikel kecil berukuran kurang dari 300 nanometer dan lebih dari 90 persen partikel yang lebih besar berukuran lebih dari 300 nanometer.

Masker hybird dibuat dengan menggabungkan dua lapis kain berlapis 600 benang dengan bahan lain seperti sutra, sifon atau flanel.

Kombinasi katun dan sifon, diklaim dapat memberikan perlindungan yang paling besar, diikuti oleh kapas dan kain flanel, katun dan sutra, dan empat lapis sutera alam.

Para peneliti menyarankan opsi ini, bahkan mungkin lebih baik dalam menyaring partikel kecil daripada masker N95.

4. Masker tiga lapis kain katun atau sutera

WHO juga merekomendasikan masker kain memiliki tiga lapisan, yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah sebagai penyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan nonabsorben seperti poliester.

Sebuah penelitian di University of Ilinois yang masih menunggu peer-review menemukan tiga lapis kemeja sutra atau 100 persen katun kaus mungkin sama protektifnya dengan masker tingkat medis.

Sutra khususnya, memiliki sifat elektrostatik yang dapat membantu menjebak partikel virus yang lebih kecil.

Baca Juga: Bisa Jadi Sumber Penyebaran Virus, Ini Cara Benar Mencuci Masker Kain

Ilustrasi Penduduk Jakarta memakai masker di Stasiun Tanah Abang pada Kamis (27/2/2020).
kompas.com

Ilustrasi Penduduk Jakarta memakai masker di Stasiun Tanah Abang pada Kamis (27/2/2020).

5. Kantong penghisap debu alternatif bahan masker bedah

Studi menemukan kantong penghisap debu atau penyaring penghisap debu yang dimasukkan ke dalam masker kain dapat mengurangi risiko infeksi sebesar 83 persen setelah terpapar virus corona selama 30 detik dan sebesar 58 persen setelah 20 menit paparan dalam tingkat lingkungan yang terkontaminasi.

Peneliti menemukan bahan penyaring tersebut hampir sama baiknya dalam menyaring aerosol seperti masker bedah.

6. Kain sarung bantal antimikroba

Studi yang sama menemukan sarung bantal antimikroba adalah alternatif terbaik berikutnya untuk kantong atau filter penyedot debu.

Sarung bantal antimikroba, biasanya terbuat dari satin, sutra, atau bambu lebih disukai daripada sarung bantal katun standar.

7. Syal dan kaus katun tidak efektif tapi lebih baik

Membalut hidung dan mulut dengan syal atau kaus katun tidak terlalu efektif dalam menyaring virus corona, tetapi masih lebih baik daripada tidak sama sekali.

Peneliti Inggris menemukan satu lapisan katun memiliki 80 benang, dan merupakan bahan yang paling tidak efektif untuk memblokir partikel virus, baik besar maupun kecil.

Temuan peneliti di Journal of Hospital Infection menunjukkan selendang dan kaus katun mengurangi risiko infeksi sekitar 44 persen setelah terpapar dengan virus corona penyebab Covid-19 selama 30 detik. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Lindungi dari Virus Corona, Ini Masker Wajah Terbaik dan Terburuk

#berbagiIDEA

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Latest