IDEAonline –Agar besaranruang bisamaksimal, ikuti sumbudiagonallahan IDEA lovers.
Bentuk rumah bisa dibuatbermacam-macam, mulai dari fasadsampai interior rumahnya.
Begitu puladengan arah bangunan, bisa dibuatmengikuti sumbu apa saja, yang dianggappaling baik untuk bangunan itu sendiri.
Biasanya keanekaragaman bangunantersebut disebabkan karena kebutuhan sipemilik.
Ini karena rumah adalah tempatuntuk hidup sehari-hari, jadi harus dibuatsenyaman mungkin.
Begitu pula bila lahan yang IDEA lovers miliki tidak bisa dibuat rumah denganluasan yang cukup untuk menampungseluruh kegiatan, ada satu idemenarik untuk mengakalinya, yaitudengan memiringkan bangunan sesuaidengan sumbu diagonal lahan.
Memanfaatkan SumbuDiagonal
Baca Juga: Banyak di Rumah? Ekspresiikan Dirimu dengan Cara Ini Biar Betah
Baca Juga: Tips Mengurangi Pemakaian Daya Listrik pada Kulkas, Jaga Suhu Idealnya
Kebetulan lahan yang terletak dikawasan Jakarta Selatan ini berbentuk persegi, sehingga mempunyai sumbudiagonal yang bisa diikuti untukmembuat suatu bangunan rumah tinggal.
Meski luasnya sudah cukup besar, yaitusekitar 600 m2, karena lahan ini terletakdi hoek, maka ada dua sisi lahan yangakan terpotong oleh GSB (GarisSempadan Bangunan).
Oleh karena itu, luas lahan yang tersisa dirasa tidak cukupuntuk memenuhi kebutuhan keluarga ini, yang membutuhkan luas bangunansekitar 500 m2.
Untuk mengatasi kekurangan lahanini, maka Adi Dewanto dan tim Papyruz, yang dipercayai mendesain rumah ini, membuat bangunan yang mengikutisumbu diagonal lahan.
Dengan mengikutisumbu miring ini, otomatis luas bangunanke samping akan bisa diperbesar, sehinggaluasan bangunan yang diharapkan bisatercapai.
Selain untuk mengakali luasanbangunan, secara tidak langsungbangunan yang dimiringkan 45 derajat inijustru mendapatkan cahaya mataharisecara maksimal.
Terutama ruang-ruangyang memang perlu banyak sinar, sehingga penerangan buatan tidakdiperlukan pada siang hari.
Baca Juga: Trik Cerdas Agar Kulkas Tetap Hemat Listrik, Jangan Lakukan Hal Ini
Baca Juga: Jangan Matikan Sumber Listrik dengan Keadaan Tangan Basah, Lakukan Trik Ini Saat Kesetrum!
Lahan yang Tersisa
Konsekuensi dimiringkannyabangunan sebesar 45 derajat tadi, makaakan ada lahan yang tersisa denganbentuk yang cukup sulit diolah, yaitusegitiga.
Namun tim desainer takkehilangan akal, lahan-lahan sisa tersebutdimanfaatkan untuk ruang terbuka, seperti kolam dan taman, sekaligus untukmenjaga agar rumah tetap tampak asri.
Kolam renang yang ada di bagianbelakang rumah memang bila dilihatmempunyai bentuk yang tak lazim, tapi ini justru menjadi keunikan tersendiri darirumah ini.
Sedangkan lahan yang terkenaGSB dijadikan taman dan kolam ikan, jugaberfungsi sebagai akses keluar masukbangunan dari 2 arah.
Baca Juga: Bahaya Jamur bagi Kesehatan, Begini Cara Mencegah dan Mengatasi
Rumah Tropis-Modern
Karena si pemilik ingin rumahnyamencerminkan rumah Indonesia, makadibuatlah desain rumah tropis-modern.
Desain ini tercermin dari bentuk rumahsecara keseluruhan, serta material yangdigunakan.
Ciri khas rumah tropis yang tampakpada rumah ini adalah teritisan yangberguna untuk mencegah tampias danpanas yang terlalu terik masuk ke dalamrumah.
Kemodernan rumah inidiperlihatkan dengan bentuk-bentuksederhana namun dinamis pada rumah ini.
Untuk memperkuat desain rumahtropis, material yang digunakan pun yangberdekatan dengan unsur alam, yaitu batudan kayu.
Dinding luar rumah ini dilapisidengan batu alam dan batu kali pipih. Sedangkan pagar dan railing tangganyadicat dengan cat khusus, sehingga tampak seperti batu alam besar yang dibentuk.
Sebagian dinding pada ruang keluargamenjadi point of interest.
Alasan tidakdigunakannya batu alam asli untukbeberapa bagian rumah ini adalah agarpondasi rumah tidak menopang bebanterlalu berat.
Pintu, jendela, dan jalusi semuanya terbuat dari kayu. Dindingpembatas di sekitar kolam renang jugadilapisi oleh batu alam.
Pada rumah inidibuat pula banyak bukaan yang bisamemasukkan banyak udara, sehinggaudara dapat terus berganti denganleluasa.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 63