Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cegah Makanan Terkontaminasi dan Jadi Racun, Teknologi Ramah Lingkungan Ini Efektif Deteksi Bakteri

Johanna Erly Widyartanti - Selasa, 01 September 2020 | 21:00
Data BPOM, terdapat sekitar 20 juta kasus keracunan makanan di Indonesia.
kompas.com

Data BPOM, terdapat sekitar 20 juta kasus keracunan makanan di Indonesia.

IDEAOnline-Kesehatan menjadi hal utama yang kita butuhkan terutama di kondisi pandemi saat ini.

Sesuai data yang dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 600 juta orang, atau hampir satu dari 10 orang di dunia, menderita sakit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Di Indonesia sendiri, menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat sekitar 20 juta kasus keracunan makanan.

Keamanan pangan harus dilakukan secara tepat pada proses memasak dan pengawetan makanan untuk melindungi konsumen dari potensi penyakit ketika mengonsumsi makanan dan minuman.

Melihat permasalahan tersebut, 3M sebagai perusahaan yang berbasis teknologi dan sains selama 45 tahun di Indonesia, memberikan solusi untuk membantu nasyarakat melalui inovasi dengan tujuan untuk dapat meningkatkan setiap kehidupan.

Peran teknologi sangat penting dalam memastikan efektivitas pengendalian keamanan pangan dan Molecular Detection System (MDS) dari 3M merupakan salah satu teknologi yang dapat meningkatkan kualitas pangan.

Baca Juga: Awas! Waspadai 3 Jenis Bakteri yang Paling Banyak Ada di Rumah

Molecular Detection System (MDS) diklaim sebagai teknologi yang dapat tingkatkan kualitas pangan.

Molecular Detection System (MDS) diklaim sebagai teknologi yang dapat tingkatkan kualitas pangan.

Memanfaatkan kombinasi teknologi terkini yaitu Isothermal DNA Amplification dan Bioluminescence Detection, Molecular Detection System dari 3M diklaim sebagai sebuah alat uji yang dapat mendeteksi bakteri pada makanan seperti pemeriksaan bahan makanan terhadap kandungan bakteri patogen dengan hasil yang akurat, cepat, dan cost efisien.

Hasil pengujian disebutkan memiliki tingkat resolusi yang jauh lebih tinggi dalam satu tes tunggal, dan dapat memberikan informasi yang bisa segera ditindak lanjuti.

Inovasi produk ini berprinsip kuat terhadap keberlanjutan lingkungan dan merupakan wujud nyata dari komitmen 3M Sustainability.

Pada metode pengujian Salmonella, Molecular Detection System terbukti mampu menurunkan penggunaan air dan energi serta menghasilkan sampah padat dan limbah CO2 yang sangat sedikit, jika dibandingkan dengan metode pengujian konvensional.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada eksplorasi sains, dan keyakinan bahwa setiap masalah memiliki solusinya, 3M selalu menerapkan keahlian teknologi untuk membantu memecahkan tantangan yang dihadapi dunia paling besar, seperti pada bahan baku, air, energi dan iklim, kesehatan dan keselamatan, serta pendidikan dan pengembangan.

Baca Juga: Efektif Digunakan sebagai Disinfektan, Inilah Cara Aman Menggunakan UV-C

Ilustrasi orang makan.
kompas.com

Ilustrasi orang makan.

Lembaga U.S. Department of Agriculture Food Safety and Inspection Service (USDA FSIS) telah memilih Molecular Detection System dari 3M sebagai metode utama yang akan digunakan untuk deteksi Salmonella dan Listeria monocytogenes: dua organisme patogen utama yang terus mengancam produksi dan pemrosesan makanan.

MDS dari 3M saat ini telah dipakai di berbagai perusahaan produk konsumer di bidang F&B, FMCG dan banyak lainnya.

Sebuah pendekatan kolaboratif berbasis sains untuk memberikan solusi terbaik dengan teknologi yang dapat memudahkan proses kehidupan, juga demi menjaga kehidupan itu sendiri dengan ikut serta menjaga lingkungan bumi.

Baca Juga: Duh Ngerinya, Barang-barang di Rumah Ini Berpotensi Simpan Bakteri Sedemikian Banyak!

#berbagiIDEA

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular