Follow Us

Mengenal Konsep Unfinished, Material Ekspos Dulu dan Sekarang

Johanna Erly Widyartanti - Jumat, 11 September 2020 | 19:40
Material bata ekspos pada area void.

Material bata ekspos pada area void.

IDEAonline-Mengamati desain bangunan saat ini, kamu akan menemukan banyaknya konsep material ekspos diterapkan.

Tak hanya di area publik seperti resto, café, dan perkantoran, konsep ini pun banyak diaplikasikan di rumah tinggal.

Ada banyak alasan dan motivasi yang mendorong orang ingin mengekspos material pada salah satu, beberapa, atau keseluruhan elemen bangunan rumahnya.

Dituturkan Novriansyah Yakub dari Biro Arsitek Riri, konsep material ekspos memberi kesan unik karena tampilannya yang terkesan belum jadi.

Konsep ini juga memberi sentuhan alami dan terlihat lebih berkarakter.

Penerapan konsep ini dianggap membuat proses pembangunan lebih cepat dan lebih hemat karena seolah tak ada kewajiban harus membuat finishing, meski pada kenyataannya tetap ada beberapa bagian material tertentu yang harus diberi finishing.

Saat ini, konsep material ekspos tak hanya diaplikasikan pada elemen bangunan dinding, lantai, atau plafon, tapi juga pada pengisi interior seperti furnitur, aksesori, dan dekorasi ruang.

Baca Juga: Beda Gaya Desain Beda Material, Ini Tiga Prinsip Dasar Memilih

Semen ekspos diaplikasikan untuk kesan industrial di hunian modern ini.
Arsitek Grace Lisa Susanto

Semen ekspos diaplikasikan untuk kesan industrial di hunian modern ini.

Material Ekspos dan Maknanya

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsep material ekspos atau unfinished ini?

Sigit Kusumawijaya, dari SIG_Architect, memaknai konsep ekspos material sebagai penngaplikasian finishing material agar terlihat seperti belum selesai (belum jadi).

“Bisa jadi memang konsep impresi yang diinginkan adalah seperti terlihat belum jadi/ selesai),“ lanjutnya.

Material yang digunakan biasanya adalah material yang tidak di-finish atau mungkin di-finish tapi tidak terlalu rapi sehingga terlihat masih mentah.

Biasanya memang dikhususkan untuk bangunan -bangunan agar terlihat lebih natural/ alami sehingga terlihat apa adanya.

Perwujudannya, menurut Sigit, bisa bermacam-macam.

Misalnya, sebuah dinding hanya memperlihatkan bata tanpa dicat atau tanpa acian semen.

Atau juga dinding hanya menggunakan acian semen, tanpa dicat.

Besi/baja yang dibiarkan tampil dengan warna asli besi dan bahkan dibiarkan berkarat, kemudian hanya dilapisi coating supaya karatnya tidak bertambah.

Cosmas D. Gozali, dari Atelier Cosmas Gozali, mengungkapkan bahwa konsep material ekspos sudah ada sejak zaman dulu.

Baca Juga: Material Prefab Cocok untuk Rumah Urban, Ini Karakter dan Alasannya

Bata ekspos yang dicat warna putih.
FOTO: ARIF BUDIMAN/LOKASI: KEDIAMAN HANNY, PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN

Bata ekspos yang dicat warna putih.

Saat itu konsep ini lahir sebagai respon dari perkembangan teknologi pada saat itu di mana muncul material-material baru hasil industrialisasi.

Hal ini memunculkan ide baru bagi para arsitek pada masa masa itu, seperti Le Corbusier, yang membuat bangunan dengan batuan ekspos.

Kualitas yang sangat baik dan tampilan yang berbeda dari material-material baru itu memberi ide bagi arsitek untuk menampilkannya secara apa adanya dalam bangunan.

Sebuah konsep yang menampilkan kejujuran material di mana material ditampilkan tanpa harus dilapisi material lainnya.

Dulu Vs Sekarang

Jika saat ini tren ekspos material muncul kembali, Cosmas pun perlu mengungkapkan perlunya kewaspadaan dalam penerapannya.

Kenyataannya, kualitas material zaman dulu berbeda dengan kualitas material zaman sekarang.

Batu bata misalnya, mungkin di zaman Belanda 2x lebih tebal dibanding batu bata zaman sekarang.

Saat ini, bata makin kecil ukurannya dan makin poros dan gampang lapuk sehingga orang harus menambahkan semen, grout yang lebih tebal, dan mungkin harus menambahkan steorofoam pada dinding agar lebih dapat tahan panas.

Di satu sisi kualitas material turun.

Namun, hal ini menumbuhkan kreativitas industri dalam menciptakan material-material lain untuk menutup kekurangan-kekurangan material ini.

Sisi positifnya, terciptalah material baru dari industri untuk mengakomodasi keinginan masyarakat dalam mengekspos material tanpa mengurangi kualitas bangunannya.

Karenanya muncullah coating penahan panas dan lumut, dari industri cat, misalnya.

Dengan kata lain, turunnya kualitas produk pada jenis material tertentu memunculkan munculnya mateial lain sebagai solusinya untuk menutupi kekurangan-kekurangan itu.

Baca Juga: Kreatif Aplikasikan Material Ekspos, Bolehkah Pakai Produk Turunan?

Tampilan layaknya ekspos semen di lantai ini dihadirkan dengan menggunakan pelapis lantai vinil.
freshome

Tampilan layaknya ekspos semen di lantai ini dihadirkan dengan menggunakan pelapis lantai vinil.

Asli atau Tiruan?

Bagaimana konsep kejujuran material itu diterapkan saat ini?

Jika konsep kejujuran material itu dasarnya adalah menonjolkan material dasar, apakah itu harus dipenuhi dengan menggunakan material yang sebenarnya (asli) atau dapat menggunakan material artificial (pengganti)nya yang saat ini sudah begitu banyak pilihannya di pasaran?

Menjawab hal ini Cosmas mengungkapkan akan pentingnya membangun tanpa merusak alam.

Ketika kayu semakin langka karena bumi tak mampu mencukupi banyaknya kebutuhan dan makin sulit mendapatkan kayu yang kualitasnya baik, misalnya, maka tak ada salahnya kita gunakan material pengganti yang menampilkan wajah layaknya kayu.

Sekarang banyak sekali kusen-kusen jendela berbahan aluminium tapi kelihatan seperti kayu.

Beton, kayu, batu bata, semuanya sudah ada tiruannya dalam rupa material baru yang sangat mudah pengaplikasiannya dan tentu karena itu merupakan hasil industri, perawatannya pun akan lebiih mudah.

“Memang kita harus tetap waspada, bahwa produk-produk baru hasil industri ini jangan sampai menimbulkan limbah-limbah yang merusak alam. Selama itu bisa dicapai, tidak ada salahnya kita gunakan,“ ujar Cosmas.

“Perkembangan teknologi itu perlu waktu dan proses. Lama-lama tentu akan lebih sempurna, sehingga material pengganti tak hanya menampilkan visual yang serupa aslinya namun juga rasa yang sama dengan aslinya,” pungkasnya.

Baca Juga: Agar Lantai Semen Ekspos ‘Jadul” Mengilap, Ini yang Harus Dilakukan

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Latest