IDEAonline –Di tahun 1977, saat Jakarta dipimpin Ali Sadikin, pabrik-pabrik deterjen gulung tikar dan mengalihkan dagangannya ke luar Jakarta.
Ini karena ada surat keputusan gubernur yang melarang penggunaan deterjen keras; deterjen yang mengandung fosfat dengan kadar tinggi.
Aturan ini diberlakukan karena zaman itu mulai banyak rumah tangga yang membuang sisa limbahnya ke sungai.
Baca Juga: Membiarkan Batang Pohon Mati di Pekarangan Bisa Pancarkan Aura Negatif?
Baca Juga: Pengeluaran Makin Menjadi-jadi, Begini Cara Cerdas Belanja Online!
Akibatnya, di sungai banyak terkandung fosfat yang dapat membuat fitoplankton dan mikroorganisme tumbuh subur di air.
Banyaknya kedua makhluk tersebut membuat kandungan oksigen di dalam air sungai berkurang. Ujung-ujungnya, makhluk hidup air seperti ikan tidak akan bisa bertahan hidup.
Selain sisa deterjen, rumah tangga juga mengasilkan limbah dari dapur dan limbah bekas mandi. Ketiga limbah ini dikenal dengan nama greywater atau limbah non kakus.
Rumah tangga menghasilkan pula limbah kotoran manusia, yang dikenal dengan nama blackwater.
Beberapa ahli sanitasi menambahkan satu kategori lagi untuk limbah tetesan AC dan kulkas sebagai clearwater.
Dalam kehidupan sehari-hari, clearwater umumnya tidak berjumlah banyak, terutama dari kulkas, sehingga sulit diolah untuk dimanfaatkan kembali.
Tetesan AC jumlahnya sedikit lebih banyak dan bila ditampung dalam wadah dapat langsung digunakan untuk keperluan bersih-bersih, misalnya cuci piring atau pakaian.
Umumnya, orang membuang limbah greywater langsung ke selokan yang ada di depan rumah, tanpa diolah terlebih dahulu.
Akibatnya, sungai—yang menjadi tempat bermuaranya selokan—menjadi tercemar; warnanya menjadi coklat dan mengeluarkan bau busuk.
Selain bisa menyebabkan ikan-ikan mati, zat-zat polutan yang terkandung dalam limbah juga bisa menjadi sumber penyakit seperti kolera, disentri, dan berbagai penyakit lainnya.
Coba tengok pengalaman di kota London tahun 1848 dan 1853. Kala itu terjadi wabah kolera yang menewaskan 10.000 penduduk di sekitar sungai Themes. Usut punya usut, ternyata wabah itu disebabkan sungai Themes tercemar limbah rumah tangga.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 92