IDEAOnline-Dampak Pandemi Covid-19 beragam terhadap industri properti. Secara umum, sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan kterhantam paling keras, karena aktivitas dan perjalanan dibatasi.
Hal ini menyusul pemberlakuan dua tahap dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, dan penerapan jam malam di kota-kota penyangga Jakarta.
Sementara untuk sektor perkantoran, para pengembang dan pengelola terus mengupayakan negosiasi dengan penyewa eksisting dengan tawaran harga sewa kompetitif dan diskon, untuk mempertahankan tingkat hunian dan menutup ongkos operasional.
Namun, di balik krisis kesehatan, sebagaimana halnya krisis-krisis lain yang terjadi sebelumnya, selalu ada terobosan, peluang, kebutuhan, dan tren baru yang dimanfaatkan pengembang.
MenurutDirector Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus, tren ke depan untuk sektor perkantoran lebih mengarah keflexible officeuntuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan yang menerapkan sistem kerja dari rumah atauwork from home.
Namun begitu, tidak semua perusahaan memiliki kemampuan untuk menyediakan infrastruktur demi mendukung kelancaran WFH bagi karyawannya.
Oleh karena itu, opsi berkantor dicoworking space akan dipertimbangkan.
Tren ruang kerja bersama ini bakal mengalami akselerasi.
Seiring dengan pemanfaatkan teknologi informasi dan juga digitalisasi, terutama untuk perusahaan yang berbasis jasa.
Baca Juga: Inovasi Desain Coworking Space, Pengusaha Startup Jadi Betah Bekerja

Ilustrasi Co-Working Space.