Follow Us

Limbah Makanan yang Jadi Masalah, Apa Beda Food Loss dan Food Waste?

Kontributor 01 - Jumat, 16 Oktober 2020 | 15:09
Ilustrasi buang makanan atau limbah makanan.
Kompas.com

Ilustrasi buang makanan atau limbah makanan.

Konsumen seringkali menilai pangan hanya berdasarkan aspek sensori saja.

Baca Juga: Indonesia, Negara Penghasil Limbah Makanan Peringkat Kedua Tertinggi di Dunia

Ilustrasi limbah makanan.
Kompas.com

Ilustrasi limbah makanan.

Hal-hal yang terlihat bagus, seperti warna dan bentuknya.

Sehingga jika ada produk yang bentuknya tidak sesuai dengan keinginan atau ekspektasi konsumen, seringkali produk tersebut disisihkan dan akhirnya terbuang.

Jumlah Food Waste dan Food Loss

Berdasarkan laporan dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) yang disampaikan oleh Purwayitno, secara umum jumlah food waste cenderung lebih besar daripada food loss.

Lebih dari 40 persen food waste terjadi di negara-negara maju.

Artinya, limbah makanan lebih banyak terjadi kehilangan pangan di bagian retail dan konsumen daripada di tingkat panen, pasca-panen, distribusi, dan pengolahan.

Sebaliknya, di negara-negara berkembang total kehilangan ini lebih dari 40 persen terjadi pada tingkat pasca-panen, panen, serta distribusi dan pengolahan,” tutur Purwayitno.

Di area Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, terjadi kehilangan pangan sekitar 120 – 125 kilogram per kapita per tahun.

Data tersebut menunjukkan bahwa kehilangan pangan di negara berkembng, mayoritas terjadi pada tingkat panen, pasca-panen, distribusi, dan pengolahan daripada di ranah retail dan konsumen. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Bedanya Food Loss dan Food Waste? Limbah Makanan yang Jadi Masalah

Halaman Selanjutnya

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Latest