Kita hidup dalam dunia yang sama. Baik kesehatan maupun ekonomi kita berhubungan erat dengan kondisi dunia.
Jika kita ingin mencapai Millennium Development Goals dari PBB, penting bagi kita untuk mengkaji berbagai interaksi antara kebijakan publik, ekonomi, kesehatan hewan dan lingkungan.
Akan tetapi, kacaunya manajemen pandemi Covid-19 telah memperlihatkan bahwa visi “One Health” jarang diadopsi oleh para pembuat kebijakan.
Walau kemunculan pandemi virus baru yang berasal dari zoonosis telah berulang kali diprediksi oleh komunitas ilmuwan, pemerintah tidak dapat mengantisipasinya.
Lebih buruk lagi, mereka telah menerapkan kebijakan nasional yang beragam (dan terkadang kontradiktif), padahal pandemi jelas merupakan masalah global yang membutuhkan aksi internasional bersama.
Tentu saja, kita harus belajar dari hal ini.
Dalam visi ‘One Health’, pandemi yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 merupakan konsekuensi langsung yang dapat diprediksi dari globalisasi sistem produksi hewan, penjualan hewan liar, juga dari pariwisata massal, perdagangan internasional dan mobilitas yang menyertai mereka.
Selain itu, terlepas dari apa yang mungkin dikatakan oleh beberapa orang, pandemi ini tidak dapat disebut sebagai “angsa hitam”.
Pandemi ini bukanlah sebuah peristiwa tak terduga yang memiliki penyebab di luar sistem ekonomi liberal kita. Eric Muraille Biologiste, Immunologiste. Maître de recherches au FNRS, Université Libre de Bruxelles (ULB) Jacques Godfroid Professor of Microbiology, University of Tromsø Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia.
Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Konsep ‘One Health’ harus diutamakan untuk memungkinkan kita untuk mencegah pandemi" Isi di luar tanggung jawab Kompas.com. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cegah Pandemi Baru, Konsep One Health Harus Diutamakan
#BerbagiIDEA