Apa saja langkah yang dilakukan pasangan Hari—Sandra dan Adi Purnomo dalam mewujudkan mimpimimpinya?
Awalnya, Sandra sempat berdiskusi dengan adik iparnya yang juga seorang arsitek. Mendengar keinginan kakaknya, sang adik langsung berpendapat, Mamo—nama panggilan Adi Purnomo—adalah arsitek yang tepat untuk merealisasikan impiannya.
Sandra setuju dan meminta adiknya untuk segera menghubungi Mamo.
Setelah mereka bertemu, Sandra terkejut. Ia baru sadar sebenarnya ia telah mengenal Mamo sejak lama, saat masih duduk di bangku SMP.
Kebetulan ini semakin mengakrabkan Sandra dan Mamo. Sandra bercerita bahwa ia mendambakan rumah berarsitektur modern yang sederhana.
Sementara itu, untuk mengenalkan “gaya” rancangannya, Mamo mengajak Sandra untuk melihat karya rumah yang sudah pernah ia buat, seperti rumah di daerah Ciganjur dan Ragunan.
Melihat rumah-rumah tersebut, Sandra langsung jatuh cinta.
Rumah seperti itulah yang ia dan suaminya impikan selama ini.
Dengan antusias ia berseru, “Ya sudah, buatkan saya rumah yang persis seperti itu.” Akan tetapi, Mamo langsung menepis, ”Bukan begitu caranya, kamu harus mencari apa sebenarnya kebutuhan dan keinginanmu.”