IDEAOnline-Pulih dari Covid-19 bukan berarti perjuangan seseorang melawan virus corona telah berakhir.
Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 32 persen orang mengalami efek kesehatan jangka panjang dari Covid-19, yang oleh para peneliti disebut long Covid.
Sebuah studi baru yang telah dipublikasikan di jurnal Gut menunjukkan, bakteri di usus kemungkinan berperan dalam tingkat keparahan infeksi Covid-19 dan kekuatan respons sistem kekebalan.
Tidak hanya itu, menurut para peneliti, ketidakseimbangan dalam mikrobioma dapat menyebabkan gejala peradangan lanjutan, yang sering disebut long Covid.
"Ketidakseimbangan dalam mikrobioma berkontribusi pada keparahan Covid-19, dan jika terus berlanjut setelah pembersihan virus, dapat berkontribusi pada gejala persisten dan sindrom peradangan multi-sistem seperti sindrom long Covid," kata ketua peneliti Dr Siew Ng, profesor dari Institute of Digestive Disease di Chinese University, Hong Kong.
"Pemulihan bakteri menguntungkan yang hilang dapat meningkatkan kekebalan kita terhadap virus SARS-CoV2 dan mempercepat pemulihan dari penyakit tersebut," katanya.
"Mengelola Covid-19 tidak hanya bertujuan untuk memberantas virus, tetapi juga memulihkan mikrobiota usus."
Baca Juga: Isolasi Mandiri karena Covid-19, Ini 2 Cara Deteksi Dini Happy Hypoxia
Namun, Dr Ng mengatakan, penelitian tersebut belum dapat membuktikan bahwa ketidakseimbangan dalam mikrobioma menyebabkan Covid-19 menjadi lebih parah, hanya tampaknya ada hubungan antara virus dan bakteri di usus.
“Tetapi bukti berkembang bahwa bakteri usus terkait dengan penyakit inflamasi,” katanya.