"Banyak masyarakat Indonesia yang perduli desain dan arsitektur. Ini membanggakan," imbuh Daliana.
Hal senada dikemukakan Arsitek Microlibrary Warak Kayu Florian Heinzelmann yang berterima kasih atas dukungan seluruh pihak sehingga desain SHAU Indonesia bisa terbangun dan digunakan oleh masyarakat umum.
Tak lupa Florian memberikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Semarang dan Yayasan Arkatama Isvara serta komunitas Harvey Center yang mendukung penuh pembangunan dan operasionalisasi microlibrary ini.
"Dukungan semua pihak ini menjadikan Microlibrary Warak Kayu tetap dapat berfungsi dengan aman di tengah pandemi," tutur Florian.
Untuk diketahui perpustakaan kecil ini sudah mendapatkan sertifikasi penuh dari Forest Stewardship Council (FSC) akhir tahun 2020.
FSC ini merupakan organisasi nirlaba yang menetapkan standar tinggi tertentu untuk memastikan bahwa penggunaan kayu dipraktikkan dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan bermanfaat secara sosial.
Membawa perubahan positif Perpustakaan Mikro Warak Kayu Semarang terpilih sebagai yang terbaik karena dinilai telah menunjukkan kemampuan untuk membuat perubahan nyata dan positif di tempat yang dibutuhkan.
Baca Juga: 30 Tamu Pernikahan Terkena Corona, 1 Desa Panik dan Dilockdown
Baca Juga: Karya Arsitek Indonesia Ini Diapresiasi Dunia Jadi ‘Best Houses of 2019’ , Membanggakan!
Selain sebagai perpustakaan, Warak Kayu Semarang ini juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan beragam acara mulai dari workshop, seminar, nonton film atau bahkan menyaksikan presentasi.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan, seperti gathering dan workshop menyaksikan presentasi atau film di tribun depan.