Follow Us

Hujan Ekstrem dan Kerusakan DAS jadi Pemicunya, Penanganan Teknikal dan Multisektoral Perlu Dilakukan untuk Atasi Banjir dan Longsor

Kontributor 01 - Sabtu, 20 Februari 2021 | 10:00
Ilustrasi-Banjir di Desa Dalam Pagar Ulu, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (6/1/2021).
Kompas.com

Ilustrasi-Banjir di Desa Dalam Pagar Ulu, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (6/1/2021).

IDEAOnline-Selain curah hujan ekstrem, kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) dianggap menjadi salah satu faktor pemicu banjir dan tanah longsor.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan hal itu dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah dalam Webinar Nasional Dewan SDA Nasional: "Kenapa Banjir?", Kamis (18/2/2021).

"Dari kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kita kemudian tahu bahwa selain curah hujan ekstrem, kerusakan DAS juga jadi pemicu penyebab bencana banjir dan tanah longsor yang kita hadapi belakangan ini," ucap Basuki.

Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK), terdapat 14 juta hektar lahan kritis di Indonesia saat ini.

Basuki melanjutkan, fenomena ini tentunya dapat mengancam kelestarian fungsi DAS. Baca juga: Kendalikan Banjir, Pekerjaan Proyek DAS Tukad Unda Bali Dimulai Sementara itu, kemampuan Indonesia dalam menangani lahan kritis hanya berkisar 230.000 hektar per tahun.

Angka itu hanya berkontribusi 1,66 persen atau tidak sampai 2 persen terhadap jumlah lahan kritis yang tengah dihadapi.

Tercatat pada periode awal Januari hingga 29 Desember 2020 silam, telah terjadi lebih dari 2.900 kali bencana alam.

Baca Juga: Baru Jadi Tersangka, Jennifer Jill Teryata Juga Ketahuan Simpan Benda Ini di Kamar Mandi, 'Rumah Apa Hotel Yah’

Baca Juga: Tips Aman saat Rumah Dilanda Banjir, Jangan Pernah Lakukan 12 Hal Ini

Ilustrasi longsor.
The News Minute

Ilustrasi longsor.

Jumlah itu didominasi oleh bencana hidrometeorologi dengan kejadian banjir sebanyak 1.065 kali atau lebih dari 36 persen dari total bencana keseluruhan.

Bahkan, baru awal tahun 2021 saja telah terjadi lebih dari 200 bencana banjir yang memakan 140 orang meninggal dunia dan 750 lainnya mengalami luka-luka.

Banjir yang selalu muncul setiap musim hujan ini menimbulkan kesan bahwa bencana ini belum ditangani secara tuntas.

Menurut Basuki, penanganan secara teknikal merupakan cara lama yang hanya menurunkan elevasi muka air tanpa menangani masalah banjir yang berkembang pada masa mendatang.

Baca Juga: 30 Tamu Pernikahan Terkena Corona, 1 Desa Panik dan Dilockdown

Baca Juga: Tak Takut Dinyinyirin Netizen, Nia Ramadhani Bahkan Lakukan Ini Saat Disuruh Buatkan Minuman untuk Mertua

Oleh karena itu, banjir juga harus ditangani secara utuh atau kegiatan multisektoral yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan visi bersama secara berkelanjutan.

"Nuansa kebersamaan dan kolaborasi perlu kita upayakan segera menjadi kenyataan di lapangan," tuntas dia. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Selain Hujan Ekstrem, Kerusakan DAS Jadi Pemicu Banjir dan Longsor

#BerbagiIDEA

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest