Sayembara OGRA bertujuan untuk menemukan proyek maupun gagasan yang memerhatikan sejumlah isu yang mempertahankan kelestarian lingkungan untuk generasi masa depan. Dan ini sekaligus menjadi dasar penilaian kompetisi.
Salah satunya dengan menerapkan sejumlah kriteria konstruksi bangunan yang ramah alam, yaitu memanfaatkan energi alami secara langsung seperti angin dan matahari; menciptakan iklim mikro (micro climate) di sekitar bangunan untuk kenyamanan udara penghuni bangunan; dan rancangan atap harus mampu mendinginkan bangunan serta dapat menekan kebisingan.
“Melibatkan peranan green roof untuk menambah luasan ruang terbuka hijau, serta penggunaan vegetasi sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat atau local climate and environment juga merupakan aspek penting untuk memperhatikan kelestarian sumber daya alam,” ujar Naning Adiwoso, Core Founder Green Building Council Indonesia (GBCI) yang juga sebagai juri utama Sayembara OGRA 2021.
Sementara itu juri OGRA lainnya, Ivan Priatman menambahkan pentingnya penggunaan renewable energy, yaitu desain bangunan yang menggunakan energi alternatif terbarukan.
Contoh aplikasikasinya adalah penggunaan panel surya (pemanas air tenaga surya), turbin angin, dan mini-hydro, yang selain bermanfaat bagi kelestarian lingkungan juga diklaim mampu mengurangi biaya hidup.
“Selain lebih nyaman, tentu rumah akan jauh lebih sehat bagi penghuninya. Pengeluaran untuk konsumsi energi listrik juga bisa ditekan dan dialihkan untuk peningkatan asupan gizi keluarga,” terang Ivan yang juga Prinsipal Arsitek Archimetric ini.
Menurutnya, sayembara OGRA menjadi wadah yang tepat untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai peran arsitek dan pelaku bidang konstruksi untuk menerapkan pembangunan yang selaras dengan alam.
Baca Juga: 5 Olahan Desain Rumah Tropis Siasati Panas yang Sering Salah Pengaplikasiannya
Profesional Boleh Ikut
Sayembara OGRA 2021 bersifat nasional dan terbuka bagi perorangan profesional yang minimal memiliki 1 tahun pengalaman di bidang arsitektur, desainer interior, developer properti, konsultan perencana dan konsultan pelaksana.
“Tidak harus ikut di organisasi tertentu, yang penting memiliki pengalaman minimal setahun di bidang arsitektur dan turunannya,” kata Reissa.