Follow Us

Jawab Tantangan Urbanisasi dan Kelestarian Alam melalui Desain, Ide Arsitek Diwadahi di OGRA 2021

Johanna Erly Widyartanti - Rabu, 03 Maret 2021 | 16:45
Ilustrasi bangunan hijau yang manfaatkan vegetasi untuk kelestarian lingkungan.
Dok. Onduline

Ilustrasi bangunan hijau yang manfaatkan vegetasi untuk kelestarian lingkungan.

IDEAOnline-Menurut PBB, lebih dari separuh populasi dunia tinggal di kota dan diperkirakan akan meningkat tiga miliar jiwa pada tahun 2050.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan urbanisasi tercepat di dunia.

Pada 2020, populasi perkotaan di Indonesia mencapai 153 juta orang atau 56,7 persen dari total penduduknya.

Puncaknya pada 2045, atau kurang dari 25 tahun sejak saat ini, populasi perkotaan ditaksir meningkat menjadi 70 persen atau sebanyak 220 juta orang.

Fenomena pindah dari desa ke kota ini memicu maraknya pembangunan yang dapat berdampak langsung pada kualitas hidup dan lingkungan di dalamnya.

Maka itu, apabila cara kita merancang dan membangun hunian secara massif tidak responsif terhadap alam tentu akan menjadi beban di kemudian hari.

Latarbelakang inilah yang memntapkan produsen atap ramah lingkungan Onduline, PT Onduline Indonesia kembali membuka kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan.

Kompetisi tersebut dikemas dalam acara Onduline Green Roof Award (OGRA) 2021 dengan mengangkat tema Tropical Roof With Ecological Clean Energy & Passive Design.

“Onduline Green Roof Award berkomitmen terus mempromosikan konstruksi bangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mendukung dan memperbaiki kualitas lingkungan,” jelas Yustiar N. Reissa Siregar, Marketing Communications Manager PT Onduline Indonesia, sekaligus Team Leader of OGRA Competition, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (4/3/2021).

Ajang dua tahunan yang memasuki tahun kelimanya ini mencari proyek unggulan dari profesional di bidang arsitektur tentang konsep atap bangunan yang dapat memberi manfaat untuk kelestarian lingkungan, dengan tetap mengutamakan Passive Design, juga menggunakan Clean Energy dan Ecological Balance pada penyelesaian dan instalasinya yang digabungkan dengan keunggulan arsitekturnya.

Baca Juga: Agar Tanaman Subur, 5 Lapisan Ini Wajib Ada pada Struktur Roof Garden

Ilustrasi desain ramah lingkungan yang optimalkan space pada bangunan.
dok. Onduline

Ilustrasi desain ramah lingkungan yang optimalkan space pada bangunan.

Sayembara OGRA bertujuan untuk menemukan proyek maupun gagasan yang memerhatikan sejumlah isu yang mempertahankan kelestarian lingkungan untuk generasi masa depan. Dan ini sekaligus menjadi dasar penilaian kompetisi.

Salah satunya dengan menerapkan sejumlah kriteria konstruksi bangunan yang ramah alam, yaitu memanfaatkan energi alami secara langsung seperti angin dan matahari; menciptakan iklim mikro (micro climate) di sekitar bangunan untuk kenyamanan udara penghuni bangunan; dan rancangan atap harus mampu mendinginkan bangunan serta dapat menekan kebisingan.

“Melibatkan peranan green roof untuk menambah luasan ruang terbuka hijau, serta penggunaan vegetasi sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat atau local climate and environment juga merupakan aspek penting untuk memperhatikan kelestarian sumber daya alam,” ujar Naning Adiwoso, Core Founder Green Building Council Indonesia (GBCI) yang juga sebagai juri utama Sayembara OGRA 2021.

Sementara itu juri OGRA lainnya, Ivan Priatman menambahkan pentingnya penggunaan renewable energy, yaitu desain bangunan yang menggunakan energi alternatif terbarukan.

Contoh aplikasikasinya adalah penggunaan panel surya (pemanas air tenaga surya), turbin angin, dan mini-hydro, yang selain bermanfaat bagi kelestarian lingkungan juga diklaim mampu mengurangi biaya hidup.

“Selain lebih nyaman, tentu rumah akan jauh lebih sehat bagi penghuninya. Pengeluaran untuk konsumsi energi listrik juga bisa ditekan dan dialihkan untuk peningkatan asupan gizi keluarga,” terang Ivan yang juga Prinsipal Arsitek Archimetric ini.

Menurutnya, sayembara OGRA menjadi wadah yang tepat untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai peran arsitek dan pelaku bidang konstruksi untuk menerapkan pembangunan yang selaras dengan alam.

Baca Juga: 5 Olahan Desain Rumah Tropis Siasati Panas yang Sering Salah Pengaplikasiannya

Ilustrasi penggunaan atap bangunan sebagai taman untuk melestarikan alam.
dok. Onduline

Ilustrasi penggunaan atap bangunan sebagai taman untuk melestarikan alam.

Profesional Boleh Ikut

Sayembara OGRA 2021 bersifat nasional dan terbuka bagi perorangan profesional yang minimal memiliki 1 tahun pengalaman di bidang arsitektur, desainer interior, developer properti, konsultan perencana dan konsultan pelaksana.

“Tidak harus ikut di organisasi tertentu, yang penting memiliki pengalaman minimal setahun di bidang arsitektur dan turunannya,” kata Reissa.

Syaratnya, gagasan desain adalah karya asli peserta yang belum pernah terlibat dalam kompetisi apapun.

Karya yang sudah dalam bentuk bangunan jadi, sah didaftarkan dengan batas waktu konstruksi berjalan maksimal 1 tahun.

“Desain harus sesuai peruntukan sehingga bisa diimplementasikan, baik gedung komersial maupun high rise residential. Luas bangunan atap minimum 150 meter persegi (m2), maksimal 350 m2. Penilaian juga termasuk kekuatan struktur harus baik dan kuat untuk menopang beban green roof,” tambah Reissa.

Kompetisi resmi dibuka pada 1 Maret 2021 dengan batas waktu penyerahan karya maksimal 31 Agustus 2021.

Hadiah uang tunai senilai Rp115 juta dan exclusive crystal trophy akan diberikan kepada 5 pemenang.

Jawara pertama akan mendapatkan uang tunai Rp50 juta rupiah dan berhak menjadi pembicara utama di sejumlah kegiatan PT Onduline Indonesia.

Seluruh pemenang akan diumumkan pada 8 September 2021.

Reissa berharap, jumlah peserta yang mengikuti kompetisi tahun ini lebih banyak dibanding dua tahun lalu. Ini lantaran OGRA merupakan ajang peningkatan kualitas dan kredibilitas bagi para pelaku industri konstruksi dan properti di tanah air agar mampu bersaing di pasar global.

“Setiap periode jumlah peserta lomba terus meningkat, pun ide dan gagasannya juga terus berkembang. Kami yakin peminat kompetisi OGRA tahun ini akan meningkat seiring dengan makin banyaknya profesional-profesional di Indonesia yang memiliki bakat cemerlang dan selalu mengikuti tren desain arsitektur,” pungkas Reissa.

Baca Juga: Manfaatkan Dak untuk Taman Atap, Antisipasi Masalah dengan 4 Hal Ini

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest