Zullies menjelaskan, vaksin Covid-19 yang dipakai untuk lansia saat ini di Tanah Air adalah vaksin CoronaVac dari Sinovac.
"Karena (vaksin yang digunakan) sama, jadi dari segi keamanan sama dengan yang untuk orang dewasa," kata Zullies.
Artinya, efek samping yang ditimbulkan setelah vaksin masih dalam rentang ringan sampai sedang.
Baca Juga: Inilah Aturan Pemberian Vaksin pada Penyintas Covid-19 dan Lansia
Beberapa orang yang divaksin ada yang bisa mengalami bengkak, nyeri di tempat suntikan, lelah, mengantuk, hingga pusing.
"Karena vaksinnya sama, efek sampingnya sama. Tapi kalau pakai Pfizer misalnya atau yang lain, mungkin efeknya beda lagi. Karena efek (samping) tergantung pada jenis vaksinnya," imbuh dia.
Untuk vaksinasi pada lansia, Zullies mengatakan memang perlu lebih hati-hati mengingat orang lansia biasanya juga sudah memiliki komorbid.
Oleh karena itu, pemeriksaan pada lansia sebelum divaksin memang harus lebih ketat.
"Misalnya dia punya penyakit tertentu, seperti diabetes, itu harus terkontrol. Pasien yang masih dalam pengobatan tidak apa-apa (divaksin), tapi (saat akan divaksin) dalam keadaan kadar gula normal," jelas Zullies.
"Pengobatan untuk penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, itu supaya (pasien) tetap terkontrol dalam keadaan normal," tambahnya.
Kendati penyakit komorbid dapat meningkatkan risiko efek samping pada lansia, tapi penelitian yang dilakukan di negara lain terhadap lansia menunjukkan bahwa vaksin Sinovac aman digunakan. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Kenapa Penyintas Covid-19 Baru Disuntik Vaksin Setelah 3 Bulan?