Sebaliknya, deterjen bubuk hadir dalam bungkus yang tidak praktis dan tidak mengeluarkan detergen semudah deterjen cairan, sehingga mengharuskanmu menuangkannya ke dalam gelas ukur terpisah.
Selain itu, deterjen bubuk juga bisa berantakan dan boros jika bubuk detergen tumpah di tangan atau lantai.
Meskipun lebih mahal, kantong polivinil kecil pada detergen cair juga mengandung deterjen pekat dan mudah larut saat dimasukkan ke dalam tabung drum mesin cucimu.
Deterjen cair adalah pilihan yang bagus untuk orang sibuk yang ingin melewatkan langkah-langkah pengukuran dan penuangan deterjen.
Baca Juga: Baju Bau Keringat Meskipun Sudah Dicuci, Jangan Salah Pilih Deterjen!
5. Deterjen Cair Meninggalkan Lebih Sedikit Residu pada Pakaian
Deterjen cair dan bubuk mengandung bahan pengisi yang membantu mendistribusikan bahan aktif.
Pengisi utama dalam deterjen cair adalah air, yang mudah larut pada semua suhu air.
Ini penting, karena semakin larut deterjen dalam air, maka semakin dalam membersihkan dan semakin kecil kemungkinannya untuk menumpuk di mesin cuci dan meninggalkan residu putih pada pakaianmu.
Sebaliknya, deterjen bubuk biasanya memiliki tekstur butiran dari pengisi natrium sulfat, yang cenderung tidak mudah larut, terutama dalam air dingin, sehingga lebih cenderung menumpuk pada pakaian.
Jika kamu mencuci pakaian secara teratur dengan air dingin untuk mencegah warna memudar dan mengurangi biaya energi, deterjen cair adalah pilihan yang lebih baik.