Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pesona Kayu Pencipta Konsep Rastik, 3 Jenis Pilihan dan Harganya

Johanna Erly Widyartanti - Kamis, 08 April 2021 | 20:15
Ilustrasi teras dengan furnitur etnik nan rastik.
FOTO:ADRIAN /LOKASI: KEDIAMAN SRI NURAHMI, BANDUNG

Ilustrasi teras dengan furnitur etnik nan rastik.

IDEAOnline-Serat-serat kayu itu terlihat apa adanya, tanpa lapisan cat berwarna solid yang menutupi setiap sisinya.

Di beberapa sudut, tampak lubang bekas paku yang menjadi noda menghitam.

Namun, anehnya, noda-noda tersebut sengaja tak ditutupi. Sengaja diekspos.

Baca Juga: Rumah Subsidi Tidak Boleh Dialihkan, Ini Aturan yang Harus Ditaati

Baca Juga: Pernah Panas-panasan Jualan Ceremai Keliling Kampung, Pantas Penyanyi Dangdut Ini Kian Sukses Hingga Bisa Buat Bisnis Kontrakan, Rumahnya Juga Luas Banget!

Tak seperti kayu-kayu lapis pada umumnya, yang dilapisi lagi oleh cat duco ataupun HPL.

Biasanya, kayu dengan ciri-ciri seperti itulah yang mengisi ruangan-ruangan berkonsep rastik.

Tak sedikit orang menggandrungi gaya rastik ini.

Itu karena kesan alami yang dihadirkan oleh material yang dipakai dalam gaya ini, ke dalam sebuah ruangan..

Tak heran. Rastik, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan rustic, berasal dari kata “rust”, yang berarti karat.

Karakter khas dari konsep ruangan seperti ini, adalah pemakaian material yang ‘jujur” dan “mentah”.

Biasanya, untuk mendapatkan harga murah, dan mengusung konsep ramah lingkungan, kayu-kayu yang dipakai adalah kayu bekas pakai.

Namun, menurut sumber dari 2madison Design House, tak semua kayu sesuai untuk diterapkan dalam konsep rastik ini.

Lantas, kayu-kayu apa sajakah yang bisa kamu gunakan untuk konsep desain rastik tersebut?

Berikut adalah 3 jenis kayu pencipta konsep rastik dan harganya.

Baca Juga: Banting Stir dari Model Jadi Jualan Katering, Begini Nasib Bebi Silvana Usai Dinikahi Penyanyi Religi Kondang, Intip Huniannya!

Baca Juga:4 Jenis Kayu untuk Membuat Panel Dinding Dekoratif, Mana Paling Ideal?

Ilustrasi furnitur handmade dan kayu bekas peti kemas.

Ilustrasi furnitur handmade dan kayu bekas peti kemas.

1. Kayu Bekas Peti Kemas

Di antara kayu-kayu lainnya, peti kemas yang umumnya terbuat dari kayu pinus atau oak merupakan kayu paling populer untuk furnitur bergaya rastik.

Sebelum dibentuk menjadi peti kemas, material yang dipakai merupakan kayu berusia muda.

Tak heran, warnanya cenderung terang, bahkan akan berwarna kekuningan, terutama bila telah dihaluskan.

Kayu yang berasal dari Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Cina ini memang digandrungi karena coraknya yang eksotis dan menarik mata.

Maka, bila kamu memilih pelapis, ada baiknya kamu memilih finishing transparan.

Harganya pun relatif murah, bahkan jika dibandingkan dengan kayu lapis (plywood) sekalipun, mengingat kayu ini merupakan material bekas pakai.

Biasanya, harga per papan—dengan beragam ukuran, tergantung dari ukuran peti kemas—adalah Rp10.000.

Sayangnya, sifat muai susut yang tinggi menjadi kekurangan kayu peti kemas ini, terutama ketika diolah menjadi sebuah produk, salah satunya furnitur.

Daya tahannya pun cukup rentan, apalagi jika dibandingkan dengan kayu lapis.

Selain itu, karakter dasar kayu pinus memang tak tahan akan cuaca, dan akan mudah lapuk.

Gunakan kayu jenis ini sebagai furnitur dalam ruang.

Sebisa mungkin, jangan sampai terkena paparan sinar matahari langsung, ataupun sering ditempa air dan minyak—seperti area dapur dan kamar mandi.

Baca Juga: Pernah Panas-panasan Jualan Ceremai Keliling Kampung, Pantas Penyanyi Dangdut Ini Kian Sukses Hingga Bisa Buat Bisnis Kontrakan, Rumahnya Juga Luas Banget!

Baca Juga: Harga Murah Tak Mudah Rapuh, Kayu Jati Belanda Banyak Dijual di Sini!

Ilustrasi-Furnitur dari kayu bongkaran kapal.

Ilustrasi-Furnitur dari kayu bongkaran kapal.

2. Kayu Bongkaran Kapal

Mengingat fungsi asli sebuah kapal, yang harus berkenaan dengan air terus menerus, tak heran bila material pembentuknya terbuat dari kayu-kayu berkualitas, seperti jati, bangkirai, kamper, dan ulin.

Alhasil, material bekas bongkaran kapal pun bisa dimanfaatkan lagi sebagai elemen interior dan eksterior hunian, mengingat karakternya yang tahan pada air dan perubahahi cuaca. Karakter materialnya pun unik, bertekstur kasar, dengan guratan-guratan alami di permukaannya.

Namun, menurut Lukie, desainer dan pemilik bengkel kayu Metronome, kayu bongkaran kapal ini akan terlihat berkarakter dan sesuai konsep rastik, bila tidak mengalami proses penyerutan.

Dengan tekstur kasar, justru furnitur berbahan kayu bongkaran kapal akan terlihat lebih eksotis.

Berbeda dengan kayu peti kemas yang bisa dibeli per papan, kayu bongkaran kapal tidak tersedia dalam jumlah satuan.

Biasanya, kayu bongkaran kapal dijual dalam jumlah besar, yaitu per meter kubik, kira-kira terdiri dari 1.000 papan kayu. Harganya bisa mencapai Rp11.Juta.

Kayu ini bisa merijadi bahan dasar furnitur eksterior ataupun interior.

Namun, ada baiknya, kamu menyemprotkan larutan antihama dan antirayap dulu, agar hama yang dapat berbahaya bagi manusia, tidak masuk ke dalam kayu.

Baca Juga: Begini Trik Agar Tempe Tetap Awet Sampai 3 Hari, Jangan Langsung Simpan di Freezer

Baca Juga: Bata Ekspos Bikin Dinding Tampil Unik, Cara Finishing Rastik Keputihan

Ilustrasi pemanfaatan kayu bekas untuk furnitur.

Ilustrasi pemanfaatan kayu bekas untuk furnitur.

3. Kayu Bongkaran Rumah Lama

Material pembentuk rumah-rumah lama, seperti rumah joglo khas tanah Jawa, memiliki kualitas yang tak bisa diragukan lagi, baik itu material struktur konstruksi, dinding, hingga kusen, dan pintu.

Jati tua, adalah contoh kayu yang sering dipkai untuk rumah-rumah lama ini.

Berbeda dengan kayu-kayu olahan yang semakin rapuh dimakan usia, kayu bongkaran rumah lama ini cenderung keras, kuat dan tahan lama.

Selain itu, serat kayu khas jati menjadi salah satu keunggulan material bekas pakai ini.

Untuk mengolahnya menjadi furnitur atau produk baru, kayu tersebut harus diserut, dihaluskan, dan diampelas kembali, hingga kamu bisa mendapatkan kesan rastik, tanpa harus tampak tua.

Biasanya, kayu bongkaran rumah joglo ini dibanderol dengan harga Rp15 juta per meter kubik—kira-kira berjumlah 1.000 papan.

Harganya memang cenderung lebih murah, ketimbang membeli kayu jati yang baru, yang biasanya dijual dengan harga Rp80.000 per papan.

Serat nan eksotis memang menjadi keunggulan kayu jati.

Namun, kayu jati bekas seringkali dihinggapi jamur di permukaannya, oleh karena itu perlu diserut hingga halus.

Baca Juga: Bisa Berakibat Fatal, Ini Alasan Kenapa Saus Sambal Jangan Disimpan di Kulkas!

Baca Juga: Ruang Tampil Stylish dan Unik, Mengekspos Bata hingga Guratan Kayu

#BerbagiIDEA

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular