IDEAonline -Jika Si Kecil mulai aktif, Kita memang harus lebih berhati-hati saat meletakkan apapun yang mungkin di dalamnya mengandung bahan kimia beracun.
Tentu bahan kimia jika tertelan pada tubuh akan sebabkan reaksi yang buruk bagi tubuh.
Tak ada salahnya jika kemudian berpikir untuk meletakkan berbagai produk yang lebih aman saat anak mulai penasaran dengan banyak hal.
Kecelakaan kecil semacam ini mungkin dialami hampir setiap Ibu.
Jangan sampai terlambat menyadari dan justru berdampak buruk pada anak, seperti yang pernah terjadi di daerah Sukabumi.
Bocah usia dua tahun harus meregang nyawa karena tak sengajameminum cairan disinfektan yang disimpan orang tuanya(20/4/2020).Melansirdetikcom,sebelumnya, kondisi bocah berinisial AS itu sempat kritis dan mendapat penanganan medis di RSUD Palabuhanratu, Sukabumi. Namun, nyawanya tak tertolong.
Meski demikian, Direktur RSUD Palabuhanratu, Damayanti menjelaskan penyebab kematian AS belum bisa dijelaskan secara rinci.
Hanya saja, ada luka di bagian tenggorokan yang mungkin jadi pemicu korban meninggal.
"Karena kan dia minum cairan disinfektan ya, ada erosif di daerah luring tenggorokannya. Informasi yang disampaikan rumah sakit seperti itu," jelas Damayanti.Sementara itu, kejadian tersebut bermula saat bocah AS tak sengaja meminum cairan disinfektan yang disimpan ayahnya.
Ayah AS, Sihabudin adalah relawan sterilisasi yang berjaga di perbatasan Banten-Sukabumi.Ia mendapat cairan disinfektan dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk penyemprotan di lingkungannya.
Ia mengambil sisa cairan tersebut dan memasukkannya ke dalam botol, kemudian disimpan di bawah kursi rumahnya.
"Saya simpan sisa cairan disinfektan di bawah kursi, sementara posisi saya sedang menyemprot di sekitar rumah sambil menunggu, karena saya kebagian shift dua siang ini untuk penyemprotan di perbatasan Sukabumi-Banten," jelas Sihabudin.
Tak hanya disinfektan, ternyata banyak juga cairan pembersih rumah yang harus dijauhkan ke anak-anak karena sangat berbahaya!
Pertama, amonia.
Biasanya terkandung di produk pembersih porselen, pembersih kaca, dan pembersih serbaguna.
Baca Juga: Ada 4 Jenis Cat untuk Eksterior dan Dinding Luar, Jangan Salah Pilih!
Amonia umumnya berbentuk gas tanpa warna, tapi berbau sangat menyengat dan tajam.
Efek kontaminasi ammonia adalah iritasi saluran pernapasan, kebutaan, iritasi kulit akut (frostbite), kerusakan paru-paru, hingga kematian.
Kedua, klorin (hipoklorit).
Biasanya terkandung di produk pemutih pakaian, pembersih serbaguna, pembersih kolam renang, dan pembersih kamar mandi.
Klorin atau kaporit berbau menyengat dan berfungsi sebagai pembunuh kuman.
Jika terpapar dalam waktu lama, klorin dapat menyebabkan batuk, sesak napas, iritasi akut, kerusakan lapisan kolagen, edema paru (peningkatan cairan di paru-paru), hingga kematian.
Ketiga, fosfat (phosphate).
Biasanya terkandung di detergen, pembersih serbaguna, pencuci piring, dan pembersih kamar mandi.
Selain digunakan pada pembersih, fosfat putih juga terdapat pada racun tikus karena efeknya sangat mematikan bagi tubuh.
Terkontaminasi fosfat dapat menyebabkan kram perut, iritasi kulit, kerusakan organ dalam, dan kematian.
Keempat, larutan alkali.
Biasanya terkandung di soda api, pembersih toilet, pembersih oven, sabun mandi.
Alkali sangat efektif menghancurkan kotoran dan lemak, sehingga sangat umum digunakan pada berbagai produk pembersih.
Jika terkena alkali terus menerus dapat menyebabkan pembakaran pada saluran pernapasan, iritasi kulit akut, kerusakan organ, hingga kematian.
Selain keempat zat ini, masih banyak kimia lainnya yang berbahaya.
Pada umumnya, semua bahan kimia ini bisa kita temui di alam dalam berbagai wujud, bahkan dapat dikonsumsi tubuh dalam takaran wajar.
Namun, setelah bercampur dengan bahan kimia lainnya, akan muncul reaksi racun yang berbalik membahayakan, misalnya campuran amonia dan klorin yang menimbulkan zat beracun yang mudah meledak.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)