IDEAonline - Pandemi virus corona Covid-19 berdampak besar pada sektor pekerjaan global selama 2020 lalu.
Dilansir kompas.com, Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO) menemukan bahwa 8,8 persen jam kerja global hilang pada 2020 dibandingkan dengan kuartal keempat 2019.
Angka itu setera dengan 255 juta pekerjaan penuh waktu atau sekitar empat kali lebih besar dari jumlah yang hilang selama krisis keuangan global pada 2009.
"Ini merupakan krisis paling parah bagi dunia kerja sejak depresi hebat tahun 1930-an," kata kata kepala ILO Guy Ryder, dikutip dari AFP, Senin (25/1/2021).
Sama seperti kasus yang menimpa ibu di Thailand, dirinya memilih jalan pintas yaitu meninggalkan dunia dan sang anak karena stres dengan pandemi covid 19tahun 2020 silam.
Gantung Diri
Baca Juga: 3 Syarat Wajib Dipenuhi saat Buka Puasa Bersama di Masa Pandemi
Dikutip SajianSedap dari World of Buzz, pada 20 April tahun lalu, Irada Lordpet dari provinsi Maha Sarakham di Thailand, ditemukan digantung di kamar mandi rumahnya.
Ia ditemukan oleh saudara lelakinyalalulangsungmembawanya ke rumah sakit.
Namun sayang, wanita itu meninggal dalam perjalanan.
Setelah bercerai dengan suami,Irada diketahuimencari nafkah dengan menjual yoghurt.
Namun, begitu krisis Covid-19 menghantam negara itu, dia kehilangan pekerjaan dan tidak lagi memiliki uang untuk membayar tagihan atau membeli susu untuk bayinya.
Irada telah meminta Somjit, sang kakak, untuk meminjamkan sejumlah uang kepadanya yang mengatakan akan menghubungi bank.
Namun, Somjit malah menerima telepon dari ibu Irada tepat setelah putrinya meninggal.
Somjit masih khawatir tentang keluarga dan meminta bantuan keuangan yang dapat dikirim ke ibu Irada, Sompong Yola.
Kasus bunuh diri di Indonesia
Diketahui juga bahwa di Indonesia ada seorang suami yang nekat lakukan percobaan bunuh diri karena ditolak oleh sang istri saat pulang ke rumah.
Sang istri menolak karena takut tertular virus corona dari sang suami.
Baca Juga: Inilah 4 Jenis Asupan Terbaik saat Buka Puasa di Tengah Pandemi
Tak hanya itu, sang istri dan warga setempat juga mengusir pria malang tersebut.
Alhasil, pria ini nekat mencoba bunuh diri setelah kedatangannya ditolak keluarganya di Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (21/4/2020) sore.
Dari hasil keterangan kepolisian, sesuai KTP, pria berusia 38 tahun tersebut diketahui berinisial MI warga Kecamatan Genteng, Surabaya.
Pria ini akhirnya selamat, namun polisi malah menemukan fakta lain di balik pengusiran ini.
Ternyata, bukan hanya pengusiran karena takut virus corona, ternyata ada fakta lain di balik kejadian penolakan istri dan warga setempat.
Hal tersebut dikatakan oleh Kapolsek Cepu, AKP Agus Budiyana yang menjelaskan ada permasalahan pribadi antara korban dengan istrinya.
"Jadi korban ini asli Surabaya namun punya istri dan seorang anak di Karangboyo.
Pernikahannya secara siri," kata Agus seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa malam.
Menurut Agus, akhir-akhir ini biduk rumah tangga korban dengan istrinya kurang harmonis lantaran korban tidak memiliki riwayat pekerjaan yang jelas.
Di samping itu, warga juga merasa tak nyaman dengan keabsahan pernikahan keduanya.
Amarah pun kian memuncak ketika korban justru mendatangi istri dan anaknya di tengah situasi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Menurut Feng Shui Jangan Letakkan Kompor di Samping Jendela, Kenapa?
"Jadi keluarga dan warga mengusir korban karena takut corona. Namun di sisi lain istrinya juga menolak korban karena persoalan asmara yang kurang harmonis.
Warga pun juga tak nyaman dengan pernikahan siri tersebut, " ungkap Agus.
Alhasil, karena merasa tak diterima korban bunuh diri dengan cara nekat.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)