2. Ventilasi dan Insulasi Atap
Atap sebagai ambang atas pada rumah merupakan bagian yang menerima radiasi panas paling besar.Sebaiknya ruang di bawah atap dilengkapi dengan bukaan agar udara panas tidak terperangkap di bawahnya.
Bukaan untuk atap bisa berupa sopi-sopi atau bagian atap yang diberi jendela (ventilasi) untuk mengalirkan udara ke dalam atap.
Bila kedua hal tersebut tidak memungkinkan, ada alternatif lain, yakni dengan membuat ventilasi teritisan. Ventilasi ini terdapat pada plafon teritisan yang dibiarkan terbuka (berupa kisi-kisi) lalu tutup dengan kayu reng yang disusun berjajar.
Lengkapi dengan kawat kasa agar tidak dimasuki hewan pengganggu.
Cara lain untuk mengurangi panas adalah dengan menggunakan bahan insulasi atap (berupa lembaran aluminium foil berlapis glass wool).
3. Menara Angin
Melalui ventilasi udara yang diletakkan pada penutup atap, tekanan udara panas yang ada di dalam rumah akan tertarik ke luar melalui menara angin dan digantikan dengan udara yang segar.Untuk mendapatkan efek menara angin (efek cerobong) lebih optimal, menara angin dibuat dengan bentuk penutup yang menghadap arah datangnya angin.
Selain itu, efek cerobong juga terjadi jika plafon rumah cukup tinggi atau minimal rumah dua lantai. Semakin tinggi letak plafon, semakin bagus sirkulasi udara.
Baca Juga: 3 Masalah Kamar Mandi Mungil: Sempit, Gelap, Pengap, Begini Solusinya!
4.Plafon Tinggi
Jarak yang jauh antara lantai dan plafon memungkinkan udara bergerak bebas pada ruang kosong, sehingga panas dari atap akan mengalami pendinginan dan pada akhirnya ruangan menjadi lebih sejuk dengan catatan ventilasi ruang juga harus baik.Plafon yang tinggi (minimal 3 m) memungkinkan udara panas terangkat ke atas dan menarik udara segar dari luar ke dalam, sehingga ruang menjadi lebih sejuk.