“Bagi banyak orang, pencahayaan dianggap sepele. Meskipun ini merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, masih ada masyarakat tak terjangkau listrik yang aktivitasnya terbatas pada siang hari. Hal ini tentu saja mengurangi produktivitas mereka secara keseluruhan dan membatasi kemampuan mereka untuk mencari nafkah, di samping risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh lampu minyak, lilin, dan obor,” komentar Dedy Bagus Pramono, Country Leader Signify Indonesia.
“Pencahayaan yang dipasang di fasilitas umum seperti puskesmas memberikan penduduk akses ke perawatan dalam keadaan darurat medis, bahkan ketika hari sudah gelap.”
Bermitra dengan Kopernik, LSM lokal yang mengkhususkan diri dalam bidang teknologi untuk memberdayakan masyarakat di desa-desa terpencil, Signify Foundation menyediakan pencahayaan rumah tangga berbasis tenaga surya.
Pencahayaan rumah bertenaga surya Philips LifeLight ini lebih aman, lebih sehat, lebih terang, dan 10 kali lebih tahan lama (hingga 40 jam) daripada lampu minyak tanah dan lilin.
Fitur yang berguna dari Philips LifeLight adalah port USB yang dapat digunakan untuk mengisi daya ponsel di rumah.
Untuk menerangi jalan-jalan desa, perusahaan memasang Philips SunStay, lampu jalan bertenaga suryaall-in-onelengkap dengan baterai terintegrasi, panel surya dan pengisi daya yang semuanya telah terpasang pada luminer.
Baca Juga: Hasilnya Bisa Fantastis, Ubah Tampilan Rumah dengan Softfurnishing Ini
Baca Juga: Akhiri Kemiskinan Cahaya dengan Listrik Tenaga Surya, Tolong 20 Desa
Salah satu desa terpencil yang dipilih untuk menerima sistem pencahayaan tenaga surya adalah desa Sillu di Kabupaten Kupang.
Berjarak hanya empat jam berkendara dari kota Kupang, 5.000 penduduk desa ini tidak pernah menikmati kemudahan listrik.