Penduduk biasa menggunakan obor kayu untuk menemani perjalanan mengambil air di malam hari.
Para wanita, yang mencari nafkah dari menenun, harus melakukan semuanya di siang hari, saat cukup terang untuk bisa melihat dan memeriksa hasil tenunan yang dikerjakan.
“Sebagai kepala desa, yang paling saya inginkan untuk warga saya adalah memiliki penerangan, sehingga mereka tidak perlu menggunakan obor api hanya untuk mendapatkan air bersih, dan mereka tidak harus hidup dalam kegelapan,” kata Maksen Banni, kepala desa Sillu.
Baca Juga: Hemat Listrik Tapi Tetap Nyaman? Teknologi Pintar Lampu LED Solusinya
“Saya sangat bersyukur bahwa sekarang kami bahkan memiliki lampu jalan untuk menerangi sumber mata air, sehingga warga bisa mengambil air bersih yang mereka butuhkan dengan aman. Dengan adanya lampu, masyarakat juga bisa beraktivitas di malam hari.”
Sebagai pemimpin di bidang pencahayaan, Signify berusaha untuk membuka potensi luar biasa dari cahaya untuk kehidupan yang lebih cerah dan dunia yang lebih baik.
Sejak penemuan pencahayaan tenaga surya, perusahaan berkomitmen untuk menawarkan sistem pencahayaan yang mengandalkan energi berkelanjutan seperti sinar matahari, baik untuk pencahayaan dalam maupun luar ruangan.
Sejak program KTHE pertama di tahun 2015, secara total Signify telah menghadirkan pencahayaan berbasis tenaga surya ke 46 desa terpencil di seluruh Indonesia, menerangi kehidupan lebih dari 90.000 orang yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap pencahayaan.
Signify percaya bahwa sistem pencahayaan tenaga surya yang berkelanjutan akan membantu menerangi lebih banyak wilayah di seluruh Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup dengan signifikan dan bermakna.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis