Follow Us

Begini Cara Arsitek Menyiasati Lahan Memanjang Menghadap Barat untuk Ciptakan Rumah Tropis Hemat Energi

Johanna Erly Widyartanti - Kamis, 15 Juli 2021 | 19:25
Efisiensi penggunaan lahan semaksimal mungkin di rumah tropis hemat energi.
Arsitek Hendra Kusuma

Efisiensi penggunaan lahan semaksimal mungkin di rumah tropis hemat energi.

IDEAOnline-Menyesuaikan desain rumah dengan bentuk lahan memanjang menghadap barat adalah kunci mendapatkan bangunan rumah tropis hemat energi yang ideal. Kunci lainnya adalah tepat memilih material.

Menurut Hendra Kusuma, arsitek, ada lima hal yang mesti diperhatikan ketika mendesain rumah yang berorientasi hemat energi dengan kondisi tersebut.

Pertama, melakukan efisiensi semaksimal mungkin pada lahan berbentuk memanjang yang menghadap ke arah barat.

Kedua, blok bangunan sedikit digeser untuk mendapatkan pencahayaan dan pengudaraan yang maksimal.

Ketiga, memisahkan zona servis dan zona/area utama dengan tujuan memudahkan pengelolaan/sirkulasi air bersih dan air kotor dan mengefektifkan pembuangan limbah rumah tangga.

Keempat, menciptakan bangunan yang lebih stabil dan memudahkan pengembangan rumah secara vertikal di kemudian hari.

Aspek terakhir yang barangkali tidak pernah terpikirkan dalam cara berpikir awam (baca: bukan arsitek) adalah mengandalkan elemen-elemen rumah sebagai modul-modul.

Modul-modul bisa dibuat berkelipatan 60 cm sesuai dengan ukuran tubuh manusia serta ukuran-ukuran material bangunan pada umumnya.

Baca Juga: Biar Keuangan Tak Jebol, Yuk Menghemat Pemakaian Lampu, Ini Caranya!

Pengudaran dan pencahyaan maksimal di rumah tropis hemat energi.
Arsitek Hendra Kusuma

Pengudaran dan pencahyaan maksimal di rumah tropis hemat energi.

Pilihan Material

Mengaplikasikan konsep reuse, reduce, dan recycle, bangunan rumah ini menggunakan baja sebagai kolom/struktur utama bangunan.

Pertimbangannya, material baja dapat digunakan ulang (reuse).

Sedangkan bila digunakan beton sebagai kolom, ketika dilakukan renovasi beton akan menjadi sampah belaka.

Kayu dipilih sebagai material lantai. Begitu juga dengan furnitur-furnitur di dalamnya.

Alasannya, kayu dapat didaur ulang (recycle) menjadi material lain yang memiliki nilai kegunaan tertentu. Misalnya untuk diolah menjadi plywood misalnya.

Untuk mempercepat proses pengerjaan bangunan, setelah struktur/kolom terbentuk, dipilihlah material-material fabrikasi.

Beton precast dipilih sebagai bahan pembentuk dinding luar, sedangkan dinding dalam bukan menggunakan tembok beton melainkan berupa panel-panel dari bahan gipsum.

Sistem pencahayaan alami yang memanfaatkan bukaan-bukaan didapat dengan penggunaan kaca pada beberapa sisi rumah.

Selain mempercepat proses pengerjaan bangunan—yang ujung-ujungnya membuat energi yang dikeluarkan untuk proses pembangunan rumah menjadi lebih rendah—material fabrikasi juga lebih menguntungkan karena dalam pembangunannya tidak banyak material yang terbuang.

Baca Juga: 8 Cara Mengelola Cahaya Alami di Rumah Tropis untuk Menghemat Listrik

Mempersiapkan konstruksi yang lebih stabil untuk pengembangan vertikal selanjutnya.
Arsitek Hendra Kusuma

Mempersiapkan konstruksi yang lebih stabil untuk pengembangan vertikal selanjutnya.

Bandingkan misalnya bila menggunakan material semen, batu-bata dan pasir sebagai pembentuk dinding.

Sisa-sisa material tersebut umumnya tidak dapat dimanfaatkan lagi ketika proses pembangunan selesai.

Untuk atapnya, diguankan bahan komposit aluminium karena material ini memberikan perlindungan yang cukup dan mampu menahan panas.

Yang tak kalah unik adalah penggunaan grass block berongga sebagai pembentuk dinding.

Umumnya, material ini digunakan sebagai material perkerasan di lahan terbuka.

Menurut Hendra, grass block memiliki bentuk yang unik dan menawarkan sirkulasi udara yang optimal bila digunakan sebagai material dinding.

Ide lain diberikan Hendra lulusan Arsitektur UGM ini adalah pengelolaan ruang-ruang di dalam rumah tanpa membuat bangunan menjadi menjulang secara vertikal, tetapi juga tidak kehilangan area-area terbuka pada lahan yang masih tersisa.

Idenya, bangunan “didudukkan” persis di tengah-tengah lebar lahan sehingga sisi kanan dan kirinya masih tersedia celah yang memungkinkan adanya aliran udara.

Lalu, bangunan “dibelah” jadi dua persis di tengah dan kemudian memundurkan satu bagian sehingga terjadi perputaran udara yang lebih baik di dalam ruangan.

Baca Juga: Perlu Diketahui sebelum Bikin Kitchen Set Baru, Teknologi pada Laci dan Lemari Dapur

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest