Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Air Berkualitas Sehatkan Tubuh, Ini Beda Penjernihan Air Sistem Reverse Osmosis Vs Sistem UV

Johanna Erly Widyartanti - Selasa, 27 Juli 2021 | 13:28
Ilustrasi Reserve osmosis.
PureAqua

Ilustrasi Reserve osmosis.

IDEAOnline-Di masa pandemi, asupan makanan dan minuman yang berkualitas dibutuhkan untuk menjamin tubuh yang sehat. Karenanya, ada cara yang dilakukan ketika terjadi masalah pada kualitas air dengan metode penjernihan.

Ada dua cara dikenal yaitu melalui sistem reserve osmosis dan melalui sistem UV. Ini dia perbedaan keduanya.

Sistem Reverse Osmosis

Baca Juga: Bapak-bapak Wajib Coba, Kreasikan Ban Bekas Jadi Dekorasi Berharga di Taman, Hasilnya Enggak Main-main

Baca Juga: Kiat Sukses Isoman di Rumah, Inilah Vitamin dan Obat Gratis yang Bisa Didapatkan dan Kegiatan Harian Pasien Covid-19

Yang paling populer saat ini adalah penjernih air dengan sistem osmosis balik (reverse osmosis) atau biasanya disingkat dengan RO.

Osmosis balik adalah suatu sistem pemurnian air yang digunakan NASA untuk menyediakan air minum bagi para astronotnya ketika berada di pesawat luar angkasa.

Sistem ini mengandalkan membran khusus dengan diameter pori-pori 0,02 micron untuk virus dan 0,001 untuk bakteri (sebagai perbandingan, ukuran bakteri adalah 0,5 mikron).

Air kotor masuk ke membran ini, dan hanya air yang sudah bersih saja yang dapat tembus keluar dari membran.

Sistem penjernihan air Ultraviolet

Sistem penjernihan air Ultraviolet

Termasuk dalam kategori ini antara lain merek Nesca, Pure Pro, Pure Aqua, dan Etech.

Rata-rata, penjernih air ini memiliki 3—4 tabung penjernih (catridge) yang berisi filter busa, karbon, atau keramik untuk membuat air jadi air bersih.

Baca Juga: Bapak-bapak Wajib Coba, Kreasikan Ban Bekas Jadi Dekorasi Berharga di Taman, Hasilnya Enggak Main-main

Baca Juga: Kenali Risiko Penggunaan Kayu pada Rumah Tropis, 5 Bahan Pengganti dan Keuntungannya

Air kemudian masuk ke tabung yang berisi membran RO untuk membuatnya layak minum.

Sistem UV

Sistem UV itu hanya mampu menembak kuman dan bakteri, tapi tidak dapat mengilangkan zat kapur dan besi.

Posisi air itu berada di atas lampu ultraviolet.

Sinar lampu inilah yang kemudian menembaki kuman dan bakteri.

Namun, zat besi dan kapur, karena bukan makhluk hidup, ditembak sekencang apapun, tetap saja lolos.

Meski begitu, teknologi UV tetap penting dalam rangka memberikan kepastian tidak ada lagi bakteri dan virus yang tersisa. Namun sebaiknya penyaringan ini diletakkan di akhir rangkaian.

Kedua sistem ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjernihkan air agar layak dan sehat untuk dikonsusmsi.

Seperti kita tahu,untuk mendetksi bersih dan jernihnya air dapat dilakukan dengan 3 cara.

Ilustrasi Reserve osmosis.

Ilustrasi Reserve osmosis.

Dengan mata telanjang, air bersih yang layak pakai akan terlihat jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan segar.

Baca Juga: Ternyata Membawa Kegunaan, Terungkap Alasan Tak Perlu Mengusir Cicak di Rumah, Ini Kata Ahli

Baca Juga: 7 Cara Menghemat Air di Kamar Mandi, Cegah Krisis Air Bersih di Bumi

Uji laboratoriumnya tidak mengandung bakteri-bakteri berbahaya yang dapat mengakibatkan penyakit seperti diare,typus, cholera, atau penyakit cacing perut.

Secara kimiawi, air tidak mengandung zat kimia yang beracun tapi juga tidak kekurangan zat kimia tertentu yang diperlukan bagi tubuh manusia.

Dengan mata telanjang, air bersih yang layak pakai akan terlihat jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan segar.

Uji laboratoriumnya tidak mengandung bakteri-bakteri berbahaya yang dapat mengakibatkan penyakit seperti diare, typus, cholera, atau penyakit cacing perut.

Secara kimiawi, air tidak mengandung zat kimia yang beracun tapi juga tidak kekurangan zat kimia tertentu yang diperlukan bagi tubuh manusia.

Sistem penjernihan air Ultraviolet

Sistem penjernihan air Ultraviolet

Dr. Ir. Arie Herlambang, Msi (BPPT—Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) memberikan beberapa ciri-ciri masalah air sebagai berikut.

  • Sabun susah hilang dari kulit sekalipun sudah dibilas air berkali-kali.
  • Menimbulkan iritasi pada kulit.
  • Air yang baru keluar jernih, tapi setelah didiamkan kira-kira 2 hari akan terlihat kuning.
  • Air terasa getir di lidah.
  • Air berabau seperti bau got/selokan.
Adapun masalah air adalah sebagai berikut.

  • Sadah atau kandungan kapurnya tinggi.
  • PH rendah.
  • Mengandung besi dan mangan.
  • PH terlalu tinggi atau terlalu rendah.
  • Air terkontaminasi limbah domestik.
Baca Juga: Ingin Sehat? Perhatikan Kualitas Air yang Kamu Minum Jangan Sampai Tercemar, Cek dengan Cara Ini

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular