"Well, kalau papa ke rumah sakit kan I already know nggak akan bisa lihat lagi. Ya kalau papa tidak kembali, kalau papa mati, kan orang yang dapat Covid nggak bisa lihat. Dan kalau Azka tahu papa critical, nggak bisa ke situ kan. Dan juga kalau udah mati nggak bisa lihat lagi, so just in case...," jawab Azka.
Namun Deddy mengatakan jika Azka sampai kenapa-napa, maka ia yang akan sedih.
Yang mengejutkan, Azka mementingkan ayahnya dibanding dirinya dan percaya ia lebih kuat.
Ia hanya mau menemani ayahnya, bahkan menyebut sudah siap mati bersama.
"Just in case I die? But it risky for you. Kalau kamu kenapa-napa dan kena Covid papa yang sedih," ujar Deddy.
"My chances untuk dapat Covid terus hal terjadi sama aku, it's very low compared kalau sesuatu terjadi sama papa kan. It doesn't matter!" seru Azka.
"It is matter if you die! (Akan jadi masalah kalau kamu mati!)" balas Deddy.
"Then we can die together. It's fine, (Ya kita bisa mati bersama. Nggak masalah)" jawab Azka lagi.
Mendengar jawaban Azka, Deddy sempat terdiam sebentar sebelum bertanya lagi.
"But why? (Tapi kenapa?)" tanya Deddy.
"I'm not ready yet. (Aku belum siap) Nggak siap untuk tanpa papa," jawab Azka sambil menahan tangis.
Namun kemudian Azka menangis dan Deddy kembali terdiam.