Adapun ketiga titik JPO Sudirman itu meliputi JPO Bundaran Senayan, JPO GBK, dan JPO Polda Metro Jaya. Kemudian, setelah melakukan peninjauan lokasi, dia menilai spot pertama yang paling memungkinkan dikerjakan lebih dulu yakni di JPO GBK. Karena selaras dengan venue ASIAN Games 2018.
Selain itu, pemenang sejumlah penghargaan bergengsi ini melihat bahwa perencanaan JPO berbarengan dengan pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT).
Sementara, dari tiga JPO, yang tidak memiliki pemberhentian Stasiun MRT hanya di JPO GBK.
"Jadi orang akan berbondong-bondong jalan kaki menuju GBK. Berarti pengalaman jalan kakinya harusnya jadi luar biasa. Maka dari itu ini (JPO GBK) harus spesial," jelasnya.
Sampailah kemudian timnya mengusulkan beberapa desain.
Namun pada akhirnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merekomendasikan agar seluruh JPO menggunakan desain yang sama. Mengingat waktu yang diberikan untuk mengerjakan cukup singkat, dia pun meminta pengecualian untuk JPO GBK bahwa desainnya harus spesial.
Menurut Firman, landasan berpikir pada konsep revitalisasi JPO yakni pengalaman orang berjalan di Jakarta rerata langsung lepas dari lingkungan sekitar ketika naik JPO. Maksudnya, pengalaman visual warga ketika menggunakan JPO terbatas, hanya bisa melihat jalan, dan pemandangan di sebelah kiri atau kanan. Itupun kalau bagus pemandangannya. Jika tidak, pengguna hanya melihat jalan saja. Apalagi sisi atas tidak menyajikan pemandangan karena tertutup atap.
"Jadi kami merasa yang perlu dibenahi yakni pengalaman berjalan itu tadi. Orang harus cukup nyaman, orang gak lagi pusing khawatir tersandung atau terpleset," tuturnya.
Di sisi lain, pengguna JPO tetap bisa menikmati skyline Jakarta.
Kebetulan kawasan Sudirman merupakan tempat gedung-gedung pencakar langit. Salah satunya seperti Sudirman Central Business District (SCBD). Namun, dia merasa ada hal yang kontras. Karena di seberang SCBD yang mentereng itu, terdapat area hijau, yakni lapangan softballGBK Senayang.