Follow Us

Penyintas Covid-19 bisa Mengalami Reinfeksi, Siapa yang Paling Berisiko dan Seberapa Parah Gejalanya?

Kontributor - Jumat, 03 Desember 2021 | 10:00
Ilustrasi pasien Covid-19
Okezone Edukasi

Ilustrasi pasien Covid-19

Sebab, virus corona bisa menyebabkan infeksi dalam waktu lama dan struktur genomnya membuat virus mampu bertahan di dalam tubuh. Virus ini pun bisa tak terdeteksi dalam tes dan siap untuk menyerang sekali lagi.

Menurut penelitian di Public Health England Colindale di Inggris dan Statens Serum Institut di Denmark, orang yang pernah terinfeksi virus corona mendapat perlindungan hingga 80 persen terhadap infeksi kedua.

Adapun dari penelitian di Denmark, perlindungan terhadap warga lanjut usia (di atas 65 tahun) hanya 47 persen.

Dengan demikian, mengacu pada hasil penelitian itu, kalangan lansia tergolong lebih berisiko mengalami reinfeksi.

Seseorang bisa mengalami reinfeksi karena Covid-19 pun bisa berkembang atau bermutasi, sehingga memiliki banyak varian dengan karakternya masing-masing.

Baca Juga: Efektivitas Vaksin Sinovac Turun dalam 3-5 Bulan Setelah Vaksin Kedua, Ini yang Harus Dilakukan!

Menurut sejumlah penelitian, beberapa varian mampu melawan sistem imun manusia.

Maka dari itu, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 tetap harus menerapkan protokol kesehatan, sama halnya seperti orang yang sudah mendapat vaksin.

Walaupun vaksin memberikan perlindungan terhadap serangan virus, orang yang telah divaksin masih bisa terinfeksi jika terpapar Covid-19.

Seseorang yang mengalami reinfeksi menurut berbagai penelitian belum sampai pada satu kesimpulan apakah gejala reinfeksi pasti lebih parah dibanding sebelumnya atau tidak.

Dokter di Gulhane Training and Research Hospital di Turki menyebutkan pasien yang pada infeksi pertama tak mengalami gejala, gejalanya pun ringan saat reinfeksi.

Baca Juga: Ada Berbagai Varian Virus Covid-19, dari Mana Asalnya dan Apa Penyebabnya?

Source : Health.grid.id

Editor : iDEA

Latest