Follow Us

Berhadiah Ribuan Dolar, Kompetisi Desain Atap Rumah Onduline Green Roof Award 2023 Resmi Dibuka!

Akhmad Juanda - Sabtu, 15 April 2023 | 15:43
Dari 4 juri kompetisi Onduline Green Roof Award 2023, terdapat 2 profesional terkemuka Indonesia.

Dari 4 juri kompetisi Onduline Green Roof Award 2023, terdapat 2 profesional terkemuka Indonesia.

TANGERANG (BANTEN), 14 April 2023 – Produsen atap ramah lingkungan Onduline, PT Onduline Indonesia mengumumkan ajang Onduline Green Rood Award (OGRA) 2023 Asia, kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan (sustainable construction) yang memberikan penghargaan kepada para professional berbakat untuk terus menciptakan inovasi desain atap rumah dalam bidang arsitektur.

Sejak tahun 2013, kompetisi ini telah digelar 6 kali sepanjang 10 tahun terakhir. Selama kurun waktu itu telah didapatkan lebih dari 500 entri dan menampilkan belasan juri terkenal dari seluruh Indonesia.

Kompetisi OGRA juga telah menjadi penghargaan desain terpenting di kawasan Asia Tenggara, sehingga tahun 2023 diputuskan untuk membawa sayembara ini ke level kawasan Asia untuk pertama kalinya, yang mencakup enam negara sekaligus, yaitu Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Melalui sayembara desain OGRA 2023 Asia, PT Onduline Indonesia yang berkomitmen membangun dunia lebih baik, kembali menantang para profesional arsitektur dan turunannya untuk menciptakan desain atap yang memungkinkan konsumsi energi di rumah menjadi lebih hemat.

Mengangkat tema “Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses”, peserta yang diharuskan memiliki pengalaman minimal 1 tahun di bidang arsitektur, desain interior, konstruksi, developer, konsultan perencana dan konsultan pelaksana, diharuskan membuat desain atap untuk rumah tinggal yang dikelola dengan strategi berkelanjutan.

Country Director PT Onduline Indonesia Esther Pane mengungkapkan, OGRA 2023 Asia terbuka untuk arsitek perorangan dan proyek, desainer, pengembang properti, pelaksana dan perancang bangunan yang memiliki tekat membuat perubahan besar dan inovatif di dunia desain Asia Pasifik.

“Kami menggelar kompetisi ini untuk menampilkan bakat-bakat terbaik dalam desain dan inovasi, serta menyediakan platform bagi para arsitek dan desainer berbakat agar mereka bisa menampilkan karya dan proyek-proyek yang luar biasa,” ujarnya dalam siaran pers yang diterbitkan di Tangerang (Banten), Jumat (14/04).

Ia juga menambahkan, Onduline Indonesia berharap OGRA dapat menginspirasi lebih banyak arsitek dan mendapatkan lebih banyak karya yang masuk dari Indonesia. “Kami akan terus konsisten mengkomunikasikan solusi Onduline yang hijau dengan Green Label Indonesia yang didapat untuk berbagai solusi atap, karena banyak kalangan arsitek yang kini tengah berjuang mensosialisasikan bangunan dan desain ramah lingkungan. OGRA menjadi momen tepat untuk mengapresiasi mereka,” jelas Esther.

Para juri yang merupakan jajaran arsitek internasional ternama akan memilih proyek yang paling menonjol. Diantaranya, Onduline Asia Pacific Director Olivier Guilly, Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto, Principal Architect Archimetric Ivan Priatman, serta arsitek terkemuka, perencana kota, ahli lingkungan dari Filipina yang juga salah satu dari 48 pahlawan filantropi di dunia menurut Majalah Forbes, Felino 'Jun' Palafox Jr.

Diplotnya tema kompetisi desain atap bangunan hijau (green building) sebagai wujud respon Onduline terhadap isu kualitas ligkungan yang makin merosot akibat sifat manusia yang konsumtif terhadap energi dan kegiatan yang memicu pemanasan global (global warming). Beberapa kriteria untuk dapat disebut sebagai green building, sekaligus menjadi poin penilaian karya desain antara lain hemat penggunaan air, tata guna lahannya baik, kualitas udara di dalam ruangan (indoor quality), material yang digunakan, termasuk pemakaian energi di dalam rumah.

Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto mengatakan, suka tidak suka, saat ini Indonesia dan seluruh negara di dunia yang cenderung memiliki iklim tropis sudah seharusnya memasuki panggung hemat energi. Pengembang, arsitek, desainer interior, dan desainer bangunan lainnya diajak bersama-sama untuk mengembangkan bangunan hijau sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan.

Editor : Akhmad Juanda

Baca Lainnya

Latest