"Aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa, terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara," kata dia.
Hary menuturkan, aliran massa udara itu menyebabkan rendahnya kelembaban udara yang kini berada di bawah angka 60 persen di ketinggian 3-5 kilometer di atas permukaan.
Hary menambahkan, cuaca panas yang terjadi di Jakarta juga berlangsung di sepanjang Pulau Jawa, Bali, hingga wilayah Nusa Tenggara.
Baca Juga : 8 Inspirasi Desain Interior Rumah Paling Imajinatif, Warnanya Lembut
Akan tetapi, Hary pun mengakui bahwa yang disampaikan oleh BMKG adalah suhu standar dan real berdasarkan pengukuran alat tanpa dipengaruhi oleh faktor sekitar.
“(Sedangkan) feels like (terasa seperti) sudah dipengaruhi oleh kondisi sekitar, seperti aktivitas kendaraan bermotor dan lain-lain sehingga pengukurannya bisa lebih tinggi,” ujarnya.
Dengan kata lain, walaupun hasil pengukuran BMKG menunjukkan angka 34-37,5 derajat celcius, suhu yang dirasakan bisa lebih tinggi atau lebih rendah.
Baca Juga : 4 Ide Renovasi Rumah, Budgetnya Minim Banget, di Bawah Rp 2 Juta
Artikel ini juga tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas di Jakarta.