Uang Terbatas bisa Beli Apartemen Cara Kredit, Begini Cara Hitung Cicilan KPA agar sesuai Kemampuan

Rabu, 07 Juli 2021 | 19:15

Ilustrasi apartemen

IDEAOnline-Boleh-boleh saja memanfaatkan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) untuk membeli apartemen. Namun, hati-hati tetapkan cicilan agar tak memberatkan keuangan.

Ketika keinginan memiliki apartemen sudah tak terbendung lagi, bisa saja kamu lupa akan keterbatasan keuangan yang dimiliki.

Tak jarang, kamu pun memaksakan diri untuk memilih dan membeli apartemen di luar batas kemampuan keuangan.

Akibatnya, cicilan KPA jadi sulit terbayar secara rutin per bulan.

Baca Juga: Warga Se-Indonesia Tak Perlu Khawatir Lagi, Kini Virus Corona Varian Delta Bisa Dilumpukan dengan Vaksin Satu Ini!

Baca Juga: Bahaya jika Beli Apartemen tapi Tak Paham tentang Hak Bersama dan Hak Perseorangan, Beda dengan Rumah Biasa

Jika terus berlanjut, maslah menghadang di depan mata. Alih-alih mendapatkan apartemen idaman, uang yang sudah dibayarkan pun melayang bersama apartemen pilihan.

Tak ingin kejadian ini menimpa Idea Lovers?

Bagaimana memastikan KPA yang diambil tidak akan membayakan kondisi keuangan kamu? Berapa sebenarnya cicilan ideal KPA yang harus dibayar?

Untuk mengetahuinya, Rini Sutikno, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, menyarankan 3 langkah dasar yang bisa dilakukan agar terhindar dari masalah kesulitan membayar cicilan KPA.

Agar sesuai kantong, cermat merencanakan KPA.

1. Pahami Penghasilan Bulanan

Supaya tak habis hanya untuk menutup cicilan apartemen, sebaiknya hitung dengan seksama penghasilan per bulan kamu.

Baca Juga: Siapa Sangka Wajan Biasa Dapat Disulap Jadi Anti Lengket dengan Bumbu Dapur Satu Ini, Emak-emak Wajib Coba!

Baca Juga: Sudah Tahu? Kondotel jadi Salah Satu Investasi Menggiurkan, Ini 4 Keuntungan yang Bakal Kamu Terima

Bila sudah berkeluarga dan keduanya bekerja, maka jumlahkan penghasilan kalian berdua. Misalnya, pendapatan suami Rp6 juta/bulan dan istri Rp4 juta/bulan, maka total pendapatan (kotor) per bulan menjadi Rp10 juta.

Untuk yang berwirausaha, pendapatan per bulan bisa dihitung dari pendapatan rata-rata dalam 1 tahun terakhir.

Perlu diingat bahwa jenis penghasilan yang dipertimbangkan oleh bank itu bervariasi. Namun, secara umum penghasilan yang rutin dan terjamin atau sudah pernah diterima secara rutin di masa lalulah yang diperhitungkan.

Sebaliknya, penghasilan yang tidak rutin atau sesekali saja seperti uang lembur, kemungkinan besar akan diabaikan.

Bank juga akan membutuhkan bukti tertulis (slip gaji terakhir, surat keterangan lama bekerja, kemudian fotokopi dari buku tabungan kamu selama 3 bulan terakhir) yang bisa memverifikasi penghasilan Anda. Untuk mengecek kebenarannya, biasanya pihak bank akan langsung bertanya kepada perusahaan tempat kamu bekerja.

Jurnal.id

Ilustrasi-Menghitung KPA yang pas sesuai kemampuan.

2. Hitung Pengeluaran Rutin

Baca Juga: Bapak-bapak Wajib Coba Biar Rumah Makin Lapang dan Adem Tanpa AC, Ini Cara Mudah Masang Engsel Pivot yang Jarang Diketahui!

Baca Juga: Tinggalkan Prinsip ‘Yang Penting Murah’, Tips Memilih Peralatan Kamar Mandi Fungsional dan Estetis

Setelah menghitung total penghasilan per bulan, lanjutkan dengan menghitung pengeluaran rutin bulanan dan hutang-hutang berjalan yang kamu miliki.

Pengeluaran rutin mencakup biaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Jika kamu memiliki hutang, jumlahkan semua angsuran hutang yang sedang berjalan termasuk bunganya.

Dengan adanya kewajiban pembayaran cicilan hutang bulanan, maka otomatis bank akan memasukkan sebagai pengeluaran rutin dan mengurangi jumlah pinjaman dan besar cicilan yang bisa diberikan berdasarkan penghasilan kamu.

Hal ini disebabkan kewajiban yang berjalan tadi mengurangi kemampuanmu dalam membayar cicilan hutang bulanan selanjutnya.

Ilustrasi apartemen di tengah kota.

3. Hitung Cicilan Ideal

Untuk mengetahui berapa cicilan KPA yang ideal, kamu tinggal mengurangi pendapatan total per bulan dengan biaya rutin bulanan dan hutang yang sedang berjalan.

Lalu, hasil dari pengurangan tersebut, yang merupakan penerimaan bersih, dikali dengan 70 persen.

Angka 70%, menurut Visonia Gunawan, Consumer Load Service Officer Bank BTN (Bank Tabungan Negara) Kantor Cabang Jakarta Kebon Jeruk, merupakan rasio cicilan kredit maksimal yang aman bagi debitur.

“Itu standar umum. Besarnya 70 persen dari penerimaan bersih (take home pay),” katanya.

Di BTN standar itu diterapkan untuk penyaluran KPR dan KPA bersubsidi.

Sebagai gambaran, jika pendapatan suami + istri totalnya Rp10 juta/bulan, sedangkan pengeluaran rutin dan hutang yang sedang berjalan Rp7 juta/bulan, maka cicilan KPR/KPA yang ideal adalah 70% x (Rp10 juta – Rp7 juta) = Rp2,1 juta/bulan.

Angka Rp 2,1 juta merupakan jumlah angsuran pokok + bunga.

Selanjutnya, kmau tinggal mencari apartemen yang cicilan per bulannya tidak melebihi angka tersebut.

Bila 3 langkah dasar ini kamu ikuti, maka cicilan KPA jadi ringan dan apartemen idaman pun pasti di tangan!

Baca Juga: Ingin Berinvestasi Properti tapi Sulit Mendapatkan Hunian Idaman di Masa Pandemi? Ini Caranya!

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya