IDEAonline-WWF atau World Wide Fund for Nature merupakan salah satu organisasi Internasional non-pemerintah yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan.
Sudah banyak kegiatan yang dilakukan WWF di Indonesia.
Salah satunya adalah dengan bekerja sama dengan perusahaan ritel terbesar di dunia, IKEA, untuk mendampingi para petani dan pengrajin rotan di Katingan, Kalimantan Timur.
Tujuan program ini disampaikan oleh Direktur Program Kalimantan Forest and Freshwater WWF Indonesia, Irwan Gunawan, di Kantor WWF Palangkaraya pada Rabu (30/1/2019).
Baca Juga : 3 Inspirasi Kamar Mandi Unik, Bikin Aktivitas Mandi Jadi Lebih Nyaman
“Setidaknya ada tiga tujuan kita dari program ini.
Pertama, meningkatkan profiling dari para petani rotan.
Yang terpenting bagaimana kita mengangkat profiling para petani rotan itu dan memberikan apresiasi terhadap kerja keras mereka selama ini.
Baca Juga : Fotografer Candida Höfer Menangkap 600 Tahun Arsitektur Meksiko Lewat Foto
Karena mereka sudah melakukan banyak hal, jauh lebih baik dibandingkan para petani rotan yang lain.
Tujuan kedua adalah cari perhatian dari pemerintah, sebagai pembuat kebijakan.
Banyak hal yang menjadi kendala terutama dalam transportasi, perizinan, surat menyurat dan biaya.
Jadi teman-teman P2RK yang sudah di atas rata rata ternyata belum mendapat insentif kebijakan juga.
Baca Juga : Hunian Mewahnya Ikutan Berhijrah, Arie Untung dan Fenita Arie Siap Tinggalkan Rumah
Ketiga, rotan ini rotan alami dan kita tau semua bahwa sentra produksi rotan atau kerajinan rotan itu ada di Cirebon” katanya.
Sentra rotan sendiri di Indonesia memang terkenal berada di kota Cirebon.
Hal ini akhirnya menjadikan tantangan tersendiri bagi para petani dan pengrajin rotan yang ada di Katingan.
Baca Juga : Sudah Tajir Milintir Sebelum Terkenal, Intip Hunian Ariana Grande yang Cetak Sejarah Baru di Billboard 100
Setidaknya ada dua isu yang disorot oleh WWF Indonesia.
Pertama, sulit sekali memasarkan rotan dari Katingan ke Cirebon dan mendapatkan hak insentif dari para pengrajin dan pengusaha di Cirebon.
Kedua, kalah bersaing dari rotan sintetis dari Cina.
“Ini agak ironi sebenarnya, rotan sintetis dan impor lebih murah dibandingkan dengan rotan alami dari sini.
Jadi kita ingin mengembalikan lagi harga diri rotan alami dengan mendapatkan porsi yang semestinya.
Baca Juga : Disebut Bangunan Paling Angker, Hotel Ini Pernah Jadi Tempat Tinggal Para Pembunuh Paling Keji
Karena memang kalau dilihat dari segi estetika secara visual dan juga kemudahan dalam proses pembuatannya, rotan sintetis lebih mudah, diapain aja gampang.
Dari kejauhan juga ga keliatan itu rotan sintetis” lanjut Irwan.
Tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk memberikan prioritaas kepada rotan dari Kalimantan agar bisa mendapatkan tempat dan terhubung dengan jaringan pasar di Cirebon.
Bahkan bisa menjadi bahan baku yang berkelanjutan bagi para pengusaha yang memasarkan produk mereka di IKEA.(*)
Baca Juga : Tampak Luas dengan Open Plan, Intip Inspirasi Desain Apartemen 33 M2