Follow Us

Jadi Sentra Rotan di Kalimantan, Pemerintah Katingan Dorong Pengrajin Rotan agar Berjaya

Agnes - Senin, 04 Februari 2019 | 12:00
Para ibu pengrajin rotan di Katingan
IDEA/Agnes

Para ibu pengrajin rotan di Katingan

IDEAonline - Sebagai daerah penghasil rotan di Kalimantan Tengah, Katingan terus berbenah diri untuk bisa memasarkan hasil hutan mereka dan bersaing dengan pasar yang lebih luas.

Upaya ini didukung oleh WWF sebagai organisasi non pemerintah dan IKEA sebagai ritel mebel terbesar di dunia.

Namun upaya ini tetap terasa tidak lengkap jika tidak didukung oleh pemerintah Kabupaten Katingan.

Pemerintah Kabupaten Katingan melalui Bupati Katingan, Sakariyas juga sudah melakukan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan pengrajin rotan.

Baca Juga : Gunakan 5 Cara Ini untuk Usir Energi Negatif Saat Membersihkan Rumah

Tetapi tetap saja ada masalah yang dihadapi.

“Sekarang orang sudah tidak mau budidaya rotan, karena harganya tidak memadai.

Sama kaya karet yang sekarang harganya anjlok.

Kalau kalian menyebrang sungai pakai klotok, kalian akan lihat banyak pohon rotan yang dibiarkan saja, dibiarkan rusak.

Baca Juga : 3 Video Inspirasi Desain Kamar Anak, Bikin Ruang Lebih Menyenangkan!

Petani rotan sedang memanen rotan di kebun menggunakan cara tradisional
IDEA/Agnes

Petani rotan sedang memanen rotan di kebun menggunakan cara tradisional

Masyarakat lebih memilih untuk menggali peti (emas).

Mereka pikir ada emasnya jika digali, tanpa mereka sadari itu sudah merusak lingkungan di sekitar mereka” kata Sakariyas ketika ditemui di ruang kerja pada Rabu (30/1/2019).

Hal ini tentu menjadi ironi mengingat Katingan menjadi sentra produksi rotan di Kalimantan Tengah bahkan Indonesia.

Dan hampir 50% masyarakat di Katingan ini hidup dari rotan, selain karet.

Bahkan rotan yang ada di Katingan sudah mendapatkan sertifikasi FSC atau Forest Stewardship Council dan menjadi satu-satunya di Indonesia.

Baca Juga : Berada di Tepi Gunung, Kabin Ini Didesain Tahan Cuaca Ekstrem

Berbaga upaya telah dilakukan.

Salah satunya adalah dengan mendatangkan pengrajin dari Cirebon dalam bentuk transmigrasi.

“Untuk rotan itu diolah jadi barang setengah jadi bahkan pernah hingga barang jadi.

Kita sudah ada bahannya disini melimpah, tapi masalahnya tidak bisa menjualnya.

Baca Juga : Sesuaikan Gaya dan Minat, Contek 5 Inspirasi Desain Kamar Tidur Remaja

Suasana rapat pemerintah Kabupaten Katingan dan WWF
IDEA/Agnes

Suasana rapat pemerintah Kabupaten Katingan dan WWF

Biaya upah juga cukup tinggi, transportas atau distribusi juga tinggi.

Akhitnya kami ambil satu kebijakan untuk produksi rotan setengah jadi saja” kata Sabtul Anwar, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Katingan.

Dalam rapat ini juga dijelaskan ada dua sisi permasalahan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Katingan.

Yang pertana faktor eksternal menyangkut tata niaga.

Inilah yang tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dibuat kebijakan, karena sangat tergantung dengan harga dunia.

Dan ekspor juga ada aturannya dari menteri perdagangan.

Faktor lainnya adalah faktor internal yang bisa dikendalikan.

Baca Juga : Inilah 5 Kegunaan Lemon untuk Membersihkan Rumah, Wajib Kamu Coba!

Suasana rapat pemerintah Kabupaten Katingan dan WWF
IDEA/Agnes

Suasana rapat pemerintah Kabupaten Katingan dan WWF

Sekarang, baik pusat maupun pemerintahan di bawahnya sudah mulai berpikir bagaimana menyejahterakan masyarakat desa, salah satunya dengan adanya program dana desa.

Di desa penghasil rotan, pemerintah mendorong bagaimana program itu berjalan salah satunya adalah mendorong badan usaha milik desa di bidang rotan.

Tetapi ini akan tetapi menjadi masalah jika penjualan tetap tidak stabil dan membuahkan hasil seperti yang diinginkan.

Di Katingan sendiri terdapat 41 jenis rotan, salah satunya rotan irit yang merupakan rotan asli daerah itu.

Pemerintah Kabupaten Katingan sangat berharap dengan adanya program pendampingan yang melibatkan WWF dan IKEA ini bisa berhasil dan memberikan dampak yang baik bagi para pelaku industri rotan.(*)

Editor : Pipit

Baca Lainnya

Latest