IDEAOnline-Summarecon (Bekasi dan Emerald Karawang), Jababeka, Lippo Cikarang, Vasanta Innopark, Pollux, dan PP Properti bersinergi menyampaikan berbagai kelebihan atau plus point yang ada di koridor timur Jakarta melalui pembentukan Komite Koridor Timiur Jakarta.
Disampaikan oleh Ali Tranghanda - CEO Indonesia Property Watch saat menjadi modetor dalam talkshow dibentuknya komite ini, bahwa, dulu, sebelum adanya pembangunan infrastruktur yang masif di wilayah koridor timur Jakarta, kawasan ini memang relatif agak tertinggal dibanding wilayah barat Jakarta.
Lain cerita dengan cerita dengan saat ini.
Selain dari segi geografis, timur Jakarta menjadi pintu gerbang yang menghubungkan kawasan Jakarta ke berbagai kota besar yang ada di Pulau jawa, kawasan yang lebih dulu dikenal sebagai kawasan industri ini, kini menjelma menjadi kawasan residensial yang terus berkembang dan jadi hunian yang nyaman.
“Apalagi, dari sisi harga wilayah timur Jakarta masih cukup affordable dibanding wilayah lainnya. Karena itu timur Jakarta menjadi opsi investasi yang lebih baik untuk saat ini,” tambah Albert Luhur - Executive Director PT Summarecon Agung Tbk.
Baca Juga: Ingin Beli Rumah? Ini Untung Rugi Rumah Seken dan Tips Membeli Aman
Baca Juga: Gandeng Mitsubishi Corporation Luncurkan Tower Ke-3, Vasanta Innopark Tawarkan Nuansa Jepang Otentik
Hal yang sama disampaikan oleh Maikel Tanuwidjaja - Sales & Marketing Director PT Pollux Properti Indonesia Tbk., bahwa ke depan, kawasan industri ini akan menjadi kawasan hunian yang nyaman dengan berbagai kelebihannya
Koridor timur Jakarta memiliki akses yang mudah, komplet, dan terintegrasi dengan tol Jakarta–Cikampek sebagai pusat pembangunan infrastruktur Pemerintah Indonesia.
Sedikitnya ada sepuluh proyek yang sedang berjalan, antara lain: proyek lanjutan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) Seksi 2B, Jalan Tol elevated highway Jakarta – Cikampek, Light Rail Transit (LRT) yang telah mencapai Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta – Bandung, Mass Rapid Transit (MRT) fase III Balaraja – Cikarang, Jakarta Outer Ring Road (JORR) tahap 2 dari Bandara Soekarno Hatta – Cilincing sepanjang 111 kilometer, Automated People Mover (APM) yang mengoneksikan kawasan Industri di Koridor Timur Jakarta, KRL Commuter Line Double-Double Track (DDT) sepanjang 35 kilometer, Pelabuhan Patimban dengan terminal cargo yang dapat mencakup hingga 7,5 juta TEUs, Bandara Internasional Kertajati yang sudah beroperasi sejak Juli 2019.
Selain itu, kemudahan dari dan menuju koridor timur Jakarta ditandai dengan lengkapnya transportasi massal yang praktis dan mudah seperti KRL Commuter Line Jakarta-Cikarang, Feeder Busway, JR Connexion, Transjakarta yang terintegrasi dengan Transpatriot serta Royaltrans.
Baca Juga: Swasta Lirik Cikarang dan Karawang, Harga Lahan Jadi Naik!
Baca Juga: Tips Membeli Rumah, Lakukan 4 Hal Ini untuk Dapatkan Lokasi Ideal
Sutedja S. Darmono - Director PT Jababeka Tbk. mengatakan dibentuknya komite ini bertujuan mendobrak dua image yang kurang tepat selama ini tentang koridor timur Jakarta ini.
Terkait kemacetan, nantinya akan berakhir seiring selesainya pembangunan berbagai infratruktur di atas.
Dan image sebagai kawasan industri yang lekat dengan polusi, Sutedja mengatakan bahwa koridor timur ini adalah light to medium industry yaitu kawasan indutri yang ringan atau tidak menciptakan polusi seperti daerah industri lainnya, sehingga sangat nyaman sebagai kawasan hunian.
“Pada awal 2020 mendatang, diprediksi koridor timur akan semakin lancar seiring beroperasinya sejumlah infrastruktur transportasi di kawasan ini. Bahkan, diprediksi efektif untuk mengurangi kemacetan hingga 40 persen,” tambahnya.
Suranto Tjhai - GM Sales & Marketing PT Sirius Surya Sentosa menambahkan, tak hanya dari infrastruktur dan kawasan industrinya saja, tetapi juga tidak dari sisi infrastruktur saja, namun juga fasilitas pendukung seperti pendidikan, kesehatan dan mal yang tidak kalah dengan koridor barat.
Baca Juga: Mau Investasi Properti di Karawang Barat? Kepoin Dulu Infrastruktur Pendukungnya!
“Harga juga lebih affordable dibanding barat sehingga layak untuk berinvestasi hunian,” tambah Taufik Hidayat, Presiden Direktur PT PP Properti, Tbk. yang memiliki total luas lahan sebesar 160 hektar mencakup wilayah Bekasi, Cikarang dan Kertajati.
Koridor Timur Jakarta yaitu Bekasi, Cikarang, dan Karawang adalah jantung penting bagi perekonomian Indonesia.
Berdasar data Produk Domestik Bruto (PDB), tahun 2018 perekonomian mencapai Rp14,8 triliun— tumbuh 5,17 persen lebih tinggi dari capaian tahun 2017—yang setidaknya lebih dari 60% aktivitas perekonomian nasional disumbang oleh koridor timur Jakarta yang 70%-nya berpusat di Bekasi-Cikarang.
Kini, kawasan koridor timur Jakarta dengan luas mencapai 10.000 Ha ini tumbuh menjadi aset properti unggulan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, pusat industri, dan pusat lapangan pekerjaan.
Keenam pengembang punya andil besar dalam pemenuhan kebutuhan ini dengan pembangunan proyek pada lahan yang mereka miliki.
Summarecon Bekasi seluas 240 Ha, Pollux Properti Indonesia seluas 45 Ha, PP Properti seluas 28 Ha, Vasanta Innopark seluas 100 Ha, Lippo Cikarang seluas 3.400 Ha dan Jababeka seluas 5.600 Ha.
Baca Juga: Butuh Rencana Matang Beli Rumah, 10 Cara Merencanakan Keuangan
Fasilitas kesehatan berkualitas pun mudah ditemui, mulai dari Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Siloam, RS Awal Bros, RS Grha MM2100, OMNI Hospitals, RS St. Elizabeth, RB dan Klinik CMC, hingga Rumah Sakit Mitra Keluarga.
Pun pada fasilitas pendidikan, koridor timur Jakarta punya beragam pilihan sekolah berkualitas internasional hingga jenjang perkuliahan, seperti Sekolah Islam Al Azhar, Sekolah Kristen Penabur, Sekolah Pelita Harapan, Hikari Japanese School, President University, Binus University hingga ITB Technopark.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan leisure, culinary dan recreation pun tak kalah lengkap dan hotel bintang 3 hingga bintang 5 pun tak sulit ditemukan.
Begitu pun dengan area terbuka hijau yang tersebar di banyak lokasi dan fasilitas olahraga yang telah lengkap.
Dengan segala kelebihan ini, Sutedja S. Darmono pun mengatakan ke depannya diharapkan komite ini akan saling bersinergi untuk membangun bersama.
Misalnya, melakukan pemasaran atau kampanye bersama untuk mendobrak image negatif yang selama ini telah berkembang di masyarakat, yaitu kemacetan dan kawasan industri.
Dan nantinya akan bergerak ke hal lain, misalnya, pembangunan infrastruktur bersama dan lain-lain.
Baca Juga: Tak Ingin Beli Rumah Baru? Ini Cara Menaksir Harga Rumah Seken!
(*)