Follow Us

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

Saffa Fauziah Kamila - Jumat, 13 Desember 2019 | 14:00
Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!
Foyo Fernando Gomulya

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

IDEAonline- Fasad yang unik langsung mencuri perhatian siapa pun ketika datang ke rumah ini.

Keunikan itu berasal dari pemakaian material dan aplikasinya yang tak “biasa” yang digunakan sebagai secondary skin muka bangunan ini.

Ternyata desain unik ini lahir dari sebuah keterbatasan dan kekurangan pada tapak hunian yang berhasil diubah menjadi potensi oleh kr eativitas arsitek Cosmas D. Gozali.

Baca Juga: Sukses Berbisnis Kue Sampai Fashion Muslim, Pasangan Artis Ini Kenalkan Isi Rumah Lama yang Sedang di Renovasi, Dapurnya Mentereng!

Tapak hunian ini memanjang ke belakang di mana 3 sisinya berbatasan langsung dengan tetangga.

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!
Foyo Fernando Gomulya

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

Hanya tampak depan yang berbatasan dengan jalan yang dapat diekspos.

Karenanya, tampak depan inilah yang diolah secara maksimal oleh sang arsitek.

Bukan dinding polos yang ditampilkan, namun aplikasi secondary skin, yang selain fungsional, juga estetis.

Gaya natural resor Bali yang kontemporer diterjemahkan oleh arsitek dalam taman di area luar dan dalam.

Baca Juga: Sukses Berbisnis Kue Sampai Fashion Muslim, Pasangan Artis Ini Kenalkan Isi Rumah Lama yang Sedang di Renovasi, Dapurnya Mentereng!

Hal ini menjadi wujud kecintaan pemilik rumah terhadap budaya Bali.

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!
Foto Fernando Gomulya

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

Pemilik LB/LT: 715 m²/450 m² adalah pasangan suami-istri berusia di atas 50 tahun.

Sang suami menyukai konsep budaya Bali, sedangkan sang istri menyukai konsep modern yang berkesan luas dan peduli terhadap safety rumah.

“Dengan konsep ini, kita juga dapat memaksimalkan bukaan sehingga menambah pencahayaan alami dan pengudaraan silang dalam rumah ini,” tambah Cosmas.

Baca Juga: Tinggal di Rumah dengan Kolam Renang Mewah, Rumah Pasangan Artis Ini Jadi Sorotan Sejak Ketahuan Miliki Kerajaan Bisnis Kopi dan Jasa Interior

Konsep taman dalam, penggunaan material batu alam, bata ekspos dan lansekap ala Bali, diolah secara modern.

Banyaknya bukaan-bukaan dan taman di dalam rumah agak bersilangan dengan aspek safety yang menjadi concern dari pemilik (sang istri).

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!
Foyo Fernando Gomulya

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

Oleh karena itu, ditambahkan teralis pada fasad depan.

Teralis ini, selain menjadi pengaman, juga sebagai eleman estetika yang membuat rumah ini unik dan menonjol di antara rumah rumah lainnya.

Keberadaan taman tentu tak disia-siakan.

Baca Juga: Stack House, Tilik Uniknya Fasad Rumah Bentuk Geometri yang Dalamnya Penuh Kejutan, Ada Ruang Karaoke Pribadinya!

Karenanya, layout ruangan dalam rumah ini disusun sedemikan rupa sehinggasetiap ruang utama (ruang makan dan pantri, ruang keluarga, kamar utama dan kamar anak) memiliki orientasi ke arah taman dalam (courtyard) untuk memaksimalkan view, pencahayaan, dan pengudaraan alami.

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!
Foyo Fernando Gomulya

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

Kehadiran courtyard untuk memberi kesan ruang yang lebih lapang karena lahan yang tersedia untuk hunian ini memang tak terlalu luas.

“Konsep inside-out ini membuat penghuni dapat merasakan seperti sedang berada di area luar yang asri dan hijau,” ujar Cosmas.

Baca Juga: Apa sih Urban Farmer House? Begini Konsep Hunian yang Dapat Dicontek, Mudah!

Rumah ini juga dipenuhi detail yang menambah artistik setiap sudut ruang.

Pemilihan material di hunian ini menggabungkan kesan mewah dan modern, namun tetap mencirikan kesan alam ala Bali.

Hampir di semua ruang menggunakan marmer sebagai pelapis lantai.

Foyo Fernando Gomulya

Statuario, antique wood, dan yellow travertine adalah jenis marmer yang digunakan dalam rumah ini.

Penggabungan stainless steel dengan material alam (seperti bata ekspos dan kayu) memberikan kesan resor Bali.

Baca Juga: Enggak Kuat Lihatnya, Begini Video Haru Kaka Beradik yang Kehujanan Setelah Capek Berjualan, Ngemper di Bawah Jendela Rumah Orang

Baik interior maupun eksterior hunian didominasi putih yang dipadankan dengan warna natural resor Bali seperti cokelat kayu maupun terakota.

Warna putih mencerminkan kesan clean, simpel sekaligus mewah.

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!
Foyo Fernando Gomulya

Terlihat Lebih Lapang, Begini Cara Arsitek Cosmas Gozali Manfaatkan Ruang dan Masukan Unsur Bali di Dalamnya!

Penggunaan warna putih juga dapat diibaratkan sebagai kanvas yang dapat menonjolkan war na-warna alam sehingga menghasilkan perpaduan warna yang mencirikan kesan Bali namun kontemporer dan modern.

Baca Juga: Faktanya Ular Tidak Suka Wangi Parfum, Ternyata Ini Kata Ahli Agar Rumah Terhindar dari Hewan Berbisa Ini

Membawa lingkungan luar ke dalam bangunan diterapkan pada hunian ini.

Seluruh ruang di rumah ini memiliki akses ke arah taman dalam.

Bukaan-bukaan yang menghadap ke taman maupun courtyard menciptakan batasan tipis antara ruang luar dan dalam.

Hal ini mempertegas kesan menyatu dengan lingkungan.

Bukaan-bukaan juga memaksimalkan pencahayaan alami dan pengudaraan silang.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 170 (*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest